Anna Kiesenhofer, Peraih Emas Olimpiade Tokyo yang Punya Gelar Doktor Matematika

Reporter

Nurdin Saleh

Editor

Nurdin Saleh

Senin, 26 Juli 2021 07:21 WIB

Atlet balap sepeda Austria, Anna Kiesenhofer, berhasil meraih emas Olimpiade Tokyo. REUTERS/Michael Steele

TEMPO.CO, Jakarta - Anna Kiesenhofer berhasil merebut medali emas balap sepeda Olimpiade Tokyo dari nomor Road Race. Ia merupakan sosok juara yang langka karena juga menyandang gelar akademis yang mentereng: Doktor (PhD) di bidang matematika terapan.

Anna Kiesenhofer, atlet Austria berusia 30 tahun, sukses finis terdepan dalam balapan Road Race, di jalur Fuji International Speedway, Ahad, 26 Juli. Ia melakukannya dengan sedikit dramatis.

Ketika finis, pembalap asal Belanda, Annemiek van Vleuten, terlihat mengacungkan kedua lengannya seperti merayakan kemenangan. Tapi, ups salah. Ternyata Anna Kiesenhofer yang menjadi juara.

Kiesenhofer saat itu menjadi bagian dari grup yang terdiri dari tiga orang yang memisahkan diri dari kelompok besar peleton belasan kilometer menjelang finis balapan sejauh 147 kilometer itu. Ia finis sendirian, jauh di depan.

Tapi Annemiek van Vleuten tak melihatnya. Ia berpacu dan saat finis mengacungkan tangan seperti merayakan gelar juara. Namun, ia harus menahan malu ketika mengetahui Kiesenhofer sudah finis di depannya dan berhak atas emas. Van Vleuten harus puas dengan perak.

Kiesenhofer merayakan kemenangannya dengan menjatuhkan diri. Dalam posisi berbaring ia terlihat larut dalam emosi.

"Rasanya luar biasa. Saya tidak bisa mempercayainya," kata Kiesenhofer, seusai menerima medali.

Medali emas Olimpiade Tokyo menjadi kemenangan terbesar dalam kariernya. Sebelumnya, prestasinya lebih banyak berkutat di dalam negeri, antara lain menjuarai time trial Kejuaraan Balap Sepeda Jalan Raya Ausrtria pada tahun ini.

Advertising
Advertising

Ia mengaku tak yakin sudah juara. "Bahkan ketika saya melewati batas, itu seperti, 'Apakah ini sudah selesai? Apakah saya harus terus berkendara?' Menakjubkan."

Van Vleuten yang sempat mengalami momen memalukan di garis fiis mengakui semula ia mengira menang.

"Ya, saya pikir saya menang. Saya kecewa dengan ini, tentu saja," kata dia. "Awalnya saya merasa sangat bodoh, tapi kemudian yang lain (rekan satu timnya) juga tidak tahu siapa yang menang."

Peraturan yang melarang alat komunikasi selama lomba, disebutnya ikut memperburuk keadaan. "Ini adalah contoh (apa yang terjadi) jika Anda menjalani balapan penting seperti ini tanpa komunikasi. Semua balapan Tur Dunia memiliki komunikasi, dan sekarang kami bertiga berdiri di sini dan bertanya-tanya siapa yang sebenarnya menang," kata Van Vleuten.

Van Vleuten sejak awal lebih diunggulkan untuk menang. Ia sudah pernah meraih sejumlah gelar bergengsi, termasuk UCI Women's Road World Cup 2011 dan UCI Women's World Tour 2018. Ia juga tergabung tim profesional Movistar WorldTeam.

Anna Kiesenhofer saat ini belum memiliki kontrak profesional. Ia baru menekuni balap sepeda pada 2014 dan mulai terjun menjadi pembalap tiga tahun kemudian.

Sebelum bertolak ke Olimpiade Tokyo, menyatakan targetnya adalah "Ingin tampil kompetitif". Tapi, kini ia terbukti mampu menorehkan lebih, dengan menjadi yang terbaik.

Pembalap Austria, Anna Kiesenhofer. REUTERS/Christian Hartmann

Keberhasilan di arena balap sepeda melengkapi torehannya di dunia akademik. Ia meraih gelar Master matematika dari University of Cambridge, Inggris, pada 2012. Ia kemudian mendapat gelar Doktor (PhD) dalam bidang matematika terapan dari Polytechnic University of Catalonia di Barcelona, Spanyol, pada 2016.

Anna Kiesenhofer terbiasa memacu diri hingga batas terluar. Seperti dalam lomba di Olimpiade ini. "Kaki saya benar-benar seperti kosong. Saya tidak pernah mengosongkan diri sekeras ini sepanjang hidup saya. Saya hampir tidak bisa mengayuh lagi. Rasanya seperti tidak ada energi di kaki saya," kata dia.

REUTERS, CNN, OLYMPICS

Catatan: Artikel ini telah direvisi pada Senin, 26 Juli 2021, pukul 16:00 WIB, karena ada kekeliruan dalam penggambaran proses finis.

Berita terkait

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

20 jam lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

22 jam lalu

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

3 hari lalu

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

Shin Tae-yong yakin para pemain Timnas U-23 Indonesia bisa tampil baik melawan Irak di Piala Asia U-23 2024 dan meraih tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

4 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

5 hari lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

5 hari lalu

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah berlaga di Olimpiade Melbourne pada 29 November 1956. Maulwi Saelan cs berhasil melaju hingga perempat final.

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

6 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

11 hari lalu

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

Indonesia kembali menambah atlet yang lolos ke Olimpiade 2024, yakni atlet dayung putra La Memo.

Baca Selengkapnya

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

11 hari lalu

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

Atlet dayung putra Indonesia La Memo berhasil meraih tiket Olimpiade 2024. Lolos untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Putuskan Pensiun dari Bulu Tangkis Dunia Usai Piala Thomas 2024

14 hari lalu

Kento Momota Putuskan Pensiun dari Bulu Tangkis Dunia Usai Piala Thomas 2024

Juara bulu tangkis dunia dua kali Kento Momota mengumumkan segera pensiun pada usia 29 tahun.

Baca Selengkapnya