“Kami berharap minimal lima puluh Olympian hadir,” kata Lukman Niode, salah satu dari tujuh Olympian penggagas organisasi IOA itu. Lukman berharap, semua mantan atlet yang pernah maju ke Olympiade bisa hadir.
Menurut Lukman, berdasarkan data yang ada di Komite Olympiade Indonesia (KOI) ada sebanyak 192 atlet Olympian yang tercatat. Dari catatan itu, 120 mantan atlet yang ada alamatnya. “Yang ada alamatnya semua sudah dikirim, hampir lima puluh Olympian konfirmasi bisa datang,” kata mantan atlet renang ini.
Pertemuan besar itu akan membentuk kepengurusan IOA, dari ketua sampai pengurus hariannya. Aturan yang akan dipakai dalam pembentukan itu seperti aturan World Olympian Assosiation (WOA). “Aturan yang paling pokok, harus Olympian,” katanya.
Lukman menegaskan, tujuh Olympian penggagas terdiri dari Anton Susesno dari tenis meja, Yayuk Basuki dari tenis lapangan, Nurfitriana mantan atlet panahan, Purnama dari cabang atleti, Rosiana Tendean wakil dari bulutangkis, Krisna Bayu dari Judo, dan Lukman La Ode dari renang. “Ada kemungkinan tidak ada saya pun dari kami terpilih,” tambah Lukman.
IOA nanti akan berfungsi sebagai wadah bagi Olympian Indonesia sekaligus perpanjangan tangan dari WOA yang kini telah beranggotakan 131 negara di dunia. Tujuan lain, berusaha meningkatkan kesejahteraan atlet yang pernah membela bangsa di Olimpiade. Selain itu, keberadaan mantan atlet ini bisa menjadi contoh pada atlet muda yang masih aktif bertanding.
Ketua KONI/KOI Rita Subowo sebelumnya telah menegaskan dukungannya terhadap pembentukan IOA ini. Untuk itu, ia menunjuk pengurus KOI, Indra Kartasasmita menjadi jembatan antara KOI dan Olympian untuk memfasilitasi pertemuan Kamis besok. Nantinya, satu wakil Olympian akan menjadi pengurus KOI. “Dalam KOI juga perlu Olympian,” kata Indra.
RINA WIDIASTUTI