TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga menyayangkan kembali tewasnya suporter sepak bola di Liga 2 Indonesia. Banu Rusman, seorang suporter Persita Tangerang, meninggal pada Kamis, 12 Oktober 2017.
Banu meninggal seusai pertandingan Liga 2 antara Persita dan PSMS Medan pada 11 Oktober 2017, yang berakhir dengan kerusuhan antarsuporter. Kementerian Pemuda pun menyatakan ikut berduka atas kejadian tersebut.
Meski begitu, Kementerian meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) segera bertindak untuk mencari pelaku kekerasan ini. "Kemenpora meminta dengan sungguh-sungguh agar PSSI mengusut tuntas masalah tersebut, supaya kejadian serupa tidak terulang kembali," ujar Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 13 Oktober 2017.
Baca: Suporter Persita Tangerang Tewas, Begini Reaksi PSSI
Dari catatannya, Gatot mengatakan, dalam enam bulan terakhir masih cukup banyak kekerasan yang terjadi di sejumlah pertandingan, baik di Liga 1 maupun Liga 2. Ia meminta PSSI segera menindak tegas siapa pun yang diduga keras terlibat dalam peristiwa itu, baik langsung maupun tidak langsung.
"Tidak peduli apa pun latar belakang terduga pelakunya, PSSI harus bertindak tegas, tidak perlu ragu sedikit pun dan harus obyektif," kata Gatot.
Lebih jauh, Gatot meminta PSSI segera membenahi pembinaan kualitas perwasitan secara nasional. Ia menilai banyak kerusuhan di pertandingan sepak bola berawal dari ketidakpuasan terhadap kinerja wasit di lapangan.
"Publik dan suporter menuntut adanya wasit yang berkomitmen tinggi dalam setiap pertandingan," ucap Gatot.
Baca: Suporter Persebaya Bikin Rusuh, Begini Penjelasan Manajemen
Gatot meminta hal tersebut segera dilakukan. Kompetisi yang berkualitas, tertib, disiplin, dan wasit pertandingan yang tegas dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sepak bola nasional.
Terlebih, Gatot menilai, mulai tingginya harapan publik terhadap kualitas tim nasional usia muda akhir-akhir ini menjadi tren positif bagi sepak bola nasional.
"Jika satu demi satu kerusuhan dan jatuh korban tidak bisa diminimalkan, tidak tertutup kemungkinan kepercayaan publik pada kompetisi yang berlangsung akan berkurang," katanya.
Sebelum laga ini, terjadi pula kerusuhan sepak bola di Liga 2 Indonesia, yang melibatkan pendukung Persebaya dan Kalteng Putra.
EGI ADYATAMA