TEMPO.CO, Jakarta – Petinju Inggris, Dillian Whyte, terancam kehilangan hak untuk menjadi penantang wajib juara tinju dunia kelas berat WBC, Deontary Wilder. Usai meraih kemenangan pada Sabtu lalu, ia dinyatakan telah gagal dalam tes doping.
Whyte, 31 tahun, mampu mengalahkan Oscar Rivas dengan kemenangan angka mutlak dalam pertarungan di O2 Arena London. Kemenangan itu membuat dia menyandang status juara interim WBC dan berhak menantang Wilder yang jadi pemegang sabuk itu.
Sesuai pertandingan, Whyte mengatakan berharap bisa melawan Wilder pada akhir Mei 2020. "Kita akan lihat," kata dia.
Ia mengatakan bahwa banyak hal yang akan terjadi terkait dengan perebutan gelar yang akan dilangsungkan. “Ini tinju. Banyak hal yang bisa dikatakan dan tidak banyak yang dapat terjadi. Kita lihat saja. 'Wajib' berarti membuatku harus menunggu 600 hingga 700 hari lagi. Mari kita lihat,” ungkapnya.
Namun ambisinya untuk jadi juara dunia itu bisa berantakan. Belakangan muncul kabar bahwa Whyte gagal dalam tes urin atau tes doping yang diadakan sebelum pertandingannya.
Menanggapi kabar tersebut, Eddie Hearn, selaku promotor, mengatakan dalam akun twitter bahwa Whyte dinyatakan bebas untuk bertarung oleh BBBoC, meskipun ia tidak menyangkal petinju itu gagal dalam Uji yang dilakukan.
Hingga saat ini dilaporkan bahwa ‘Sampel A’ atau sampel pertama yang diambil Badan Anti Doping Inggris sebelum pertarungan, telah ditandai karena mengandung satu atau lebih zat yang tidak diperbolehkan, dan sampel kedua atau ‘Sampel B’ sekarang akan diuji. Hal itu dilaporkan The Sun.
Hasil tersebut mengejutkan, mengingat Whyte sendiri tergabung dalam Program Tinju Bersih yang diadakan oleh WBC. WBC sendiri adalah organisasi pertama yang menerapkan tes anti-doping wajib dalam semua petarung yang akan melangsungkan pertandingan, hal ini seperti yang dilansir dari worldboxingnews.net.
Hasil ini juga sebenarnya telah diinformasikan ke kamp Whyte dan Dewan Kontrol Tinju Inggris (BBBBoC) tiga hari sebelum pertarungan. Namun BBBoC tetap memungkinkan pertarungan berlangsung dan belum memberi sanksi kepada petarung asal Brixton, Inggris, tersebut. Dalam regulasi yang berlaku juga dikatakan bahwa Whyte dapat mengajukan banding atas hasil tes yang telah ia jalani.
Whyte sebelumnya dilarang naik ring tinju dunia selama dua tahun pada tahun 2012 ketika ia dinyatakan positif menggunakan Methylhexaneamine setelah menang KO atas Sandor Balogh. Dia mengaku tidak sengaja menggunakan obat itu, yang terkandung dalam suplemen gizi. Setelah sanksi selesai ia jalani, Whyte pun kembali ke ring pada tahun 2014.
WBN | THE SUN | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ