TEMPO.CO, Jakarta – Aksi Kayla Harrison saat mengalahkan Morgan Frier dianggap jadi tampilan terbaik di panggung MMA sepanjang Juli lalu. Atlet putri asal Amerika itu mengalahkan lawannya dengan submission pada ronde pertama.
Pertarungan dari arena Professional Fighter League (PFL) itu --berlangsung di New Jersey, Amerika Serikat, pada 11 Juli-- dipilih laman berita MMA Junkie (mmajunkie.usatoday.com) sebagai oertandingan tebaik bulan Juli. Pemilihan, seperti biasa, dilakukan berdasarkan voting dari pembaca. Duel itu menyisihkan empat pertarungan lain dan mendapat 56 persen suara.
Pada pertandingan minggu keempat ajang Liga Petarung Profesional (PFL) itu, Kayla bermain bagus dengan menyerang secara cepat dan efisien. Akhirnya laga pembukaan yang baru berjalan 3:35 menit itu resmi dimenangi Kayla lewat kuncian.
Lihat videonya:
OVERWHELMING once again! @judo_kayla earns the 1st round submission win, 6 points, and is heading to the PFL Playoffs this October. #PFL4 pic.twitter.com/DM0NQMVnlY
— #PFLmma (@ProFightLeague) July 12, 2019
Walaupun menang dengan meyakinkan, Kayla tidak merasa bahwa ia telah memberikan penampilan terbaiknya. “Saya benar-benar berharap dapat mempertahankannya (pertarungan) nya sedikit lebih lama tetapi insting saya mengambil alih, itu adalah sesuatu yang sedang saya kerjakan," kata petarung berusia 29 tahun ini.
Malam itu ia memastikan tetap menjaga kesempurnaan rekornya di arena MMA. Bertarung lima kali ia terus menang, dua kali dengan KO dan dua kali dengan submission.
Ia mengatakan bahwa kemenangannya itu terlalu dini, padahal ia sangat senang menghajar lawannya itu lantaran baru kali ini ia sebagai petarung diperbolehkan melakukan pemukulan terhadap lawan. “Keputusan itu mungkin terlalu awal. Saya sangat suka memukul orang karena saya sebelumnya tidak pernah diizinkan di Judo. Saya akan menjadi yang terbaik, saya akan menjadi lebih baik daripada Khabib (Nurmagomedov) ketika saya selesai,” kata dia
Kayla Harrison memang sudah memiliki nama besar sebelum terjun ke MMA pada 2016. Ia adalah atlet judo yang pernah meraih dua medali emas dalam Olimpiade, yakni pada 2012 dan 2016. Kedua emas itu diraih di kelas -78 kilogram.
Lalu kenapa dia terjun ke MMA? Baginya, kenikmatan saat menang sudah untuk dihindari. "Terutama ketika Anda berasal dari latar belakang Olimpiade, Anda tidak melakukannya untuk menjadi terkenal, Anda tidak melakukannya untuk menjadi kaya - Anda benar-benar melakukannya karena Anda ingin berdiri di atas podium dan menempatkan benda di sekitar lehermu, ” kata Harrison. "Anda ingin dikenal sebagai yang terbaik di dunia dalam apa yang anda lakukan.”
Sebagai petarung di MMA yang kariernya masih terbilang pendek, Kayla Harrison berharap bisa menantang mantan juara kelas bulu wanita UFC Cris Cyborg untuk bertarung di Liga Petarung Profesional (PFL). Kebetulan Cyborg baru lepas kontrak dari UFC. “Hai, Cris. Saya mendengar Anda kehilangan pekerjaan Anda. Jika Anda tertarik, PFL memiliki tempat yang sangat istimewa bagi Anda dan ini adalah (Tempat) yang kedua,” kata Harrison.
Harrison yakin arena MMA PFL akan sangat cocok bagi Cyborg, karena di arena petarung tidak perlu repot repot memikirkan berat badan dan tidak perlu memikirkan mengenai hubungannya dengan promotor. "Saya akan melawan Cris Cyborg jika dia datang ke PFL, dan saya rasa organisasi lain tidak bisa menawarkan itu padanya,” kata Kayla Harrison.
MMA JUNKIE | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ