Seusai Olimpiade 2016, Nitya Krishinda Maheswari mengalami cedera serius dan harus pensiun. Hal itu ikut mempengaruhi Greysia Polii sehingga dia sempat berpikir untuk berhenti dari olahraga tepok bulu itu.
Akan tetapi, Eng Hian yang jadi pelatihnya membujuknya untuk tetap bermain. Bujukan juga datang dari keluarga Greysia. Kala itulah, tepatnya mulai 2017, dia dipasangkan dengan Apriyani Rahayu.
Greysia Polii mengenang momen-momen tersebut. "Pada 2017 saya di tim nasional dan ingin keluar ketika pasangan saya (Maheswari) cedera dan harus menjalani operasi. Tapi pelatih berkata tunggu sebentar dan bantulah pemain muda untuk bersinar dan dia (Apriyani) datang," kata dia seperti dilansir dari laman resmi BWF, Ahad, 1 Agustus 2021.
Ia harus bersabar dipasangkan dengan pemain muda yang bisa dikatakan belum punya banyak pengalaman. “Aku tidak muda lagi. Tapi akhirnya dia (Apriyani) bangun, saya lama sekali menunggunya," kata dia.
Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu merayakan kemenangannya setelah mengalahkan ganda putri Korea Selatan, Lee So-Hee dan Shin Seung-Chan dalam Semifinal Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, 31 Juli 2021. REUTERS/Leonhard Foeger
Ia kemudian menyadari bahwa harapan masih terbuka ketika bersama Apriyani mampu merebut gelar juara Thailand Open 2017 dan Prancis Open di tahun sama. "Saya seperti, Ya Tuhan, saya harus berjuang untuk empat tahun lagi (Olimpiade)," kata dia.
Tapi, setelah itu, langkahnya kemudian tak benar-benar jauh dari masalah. Ketika gelar demi gelar datang, cobaan lain menimpa Greysia.
Pada awal 2020, Greysia/Apriyani sempat menjuarai Indonesia Masters dan Spain Masters. Lalu seluruh turnamen terpaksa dibatalkan akibat pandemi COVID-19, termasuk Olimpiade Tokyo yang akan mereka ikuti.
Selanjutnya: Tragedi Menyapa