Di tengah pandemi, pada 23 Desember 2020, Greysia memutuskan untuk melepas masa lajangnya dan mengucap janji suci dengan seorang pria bernama Felix Djimin.
Di tengah kebahagiaan itu, hanya sehari berselang, kehidupan Greysia kembali terguncang. Kakak laki-lakinya, Rickettsia Polii, meninggal dunia.
Bagi Greysia itu pukulan luar biasa besar. Sosok Rickettsia seperti seorang ayah baginya. Terutama karena ia sudah menjadi anak yatim sejak masih berumur dua tahun sepeninggal ayahnya.
Greysia lagi-lagi merasa ‘down’. Namun kali ini situasinya sedikit berbeda, ia memiliki suami. Selain itu ada Apriyani yang terus menyemangatinya. Pelan-pelan, Greysia pun bangkit.
Memasuki 2021, Greysia/Apriyani menyabet gelar juara Thailand Open pada Januari. Setelah itu, mereka fokus untuk persiapan untuk Olimpiade Tokyo. Kini, Olimpiade Tokyo ia dan Apriyani sudah memastikan diri meraih perak dan berpeluang merebut emas.
Yang menimpanya di Tokyo, serta kesulitan yang dialami sebelumnya, menurut Greysia Polii membuktikan bahwa semua orang seharusnya tidak pernah berhenti bermimpi.
"Begitu banyak orang, bukan hanya saya yang telah melalui kesulitan dan momen tak terlupakan. Saya kira Olimpiade London mengajari saya untuk tidak pernah menyerah untuk mengejar impian," kata dia.
Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu merayakan kemenangannya setelah mengalahkan ganda putri Korea Selatan, Lee So-Hee dan Shin Seung-Chan dalam Semifinal Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, 31 Juli 2021. REUTERS/Leonhard Foeger
"Saya ingin bersungguh-sungguh setiap hari dalam hidup saya. Saya benar-benar menjalani hari demi hari, ini hanya bonus dari Tuhan bahwa saya bisa berada di sini dan di final Olimpiade Tokyo 2020," ujarnya.
Kini setelah melewati dua Olimpiade yang berakhir pahit, Greysia Polii menebusnya di Tokyo. Ia dan Apriyani menorehkan sejarah. Keduanya juga siap mengejar sejarah lebih lain: menjadi ganda putri Indonesia pertama yang meraih emas Olimpiade.
Untuk itu, mereka harus melewati hadangan berat dari ganda nomor dua dunia asal Cina, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Dalam riwayat pertemuan kedua pasangan, Gresysia/Apriyani masih kalah 3-6.
Namun, itu hanya rekor di masa lalu. Pengalaman sudah mengajari Greysia Polii bahwa kesulitan apapun, terlebih rekor buruk di masa lalu, tak boleh membuatnya menyerah dalam mengejar mimpi besar. Kali ini mimpi itu berupa keberhasilan merebut emas Olimpiade Tokyo.
IRSYAN HASYIM (BWF, ANTARA)