Adalah pesilat Kurniati Rahayuni yang memberikan kebanggaan kepada kontingen Indonesia. Dara Malang yang saat ini tercatat sebagai mahasiswi semester akhir Universitas Airlangga Surabaya itu, merebut emas di nomor tunggal puteri dengan mengalahkan pesilat Vietnam, Thi Thao Vu. Sebelumnya, Kurniati pada Selasa lalu mempersembahkan perak lewat beregu puteri.
Selain emas yang disumbangkan Kurniati, hari ini kontingen pencak silat Indonesia juga menyumbangkan tiga perak, masing-masing melalui I Gusti Ngurah Arya di nomor tunggal putera, Herdayani dan Eka Murdiati di nomor ganda puteri, serta Dedi Sefian dan Rhandika Asiani Wijaya di nomor ganda putra.
Sehari sebelumnya, cabang pencak silat juga sudah menyumbangkan satu emas dan satu perak, sehingga total medali yang didapat dari pencak silat adalah dua emas dan empat perak. Pada Kamis (18/12), Indonesia masih berharap dapat tambahan emas pada hari terakhir pertandingan pencak silat.
Menanggapi prestasi ini, manajer tim pencak silat Indonesia Tafsil Rimsal masih merasa kecewa atas hasil akhir beberapa pertandingan di cabang andalan Indonesia ini. “Kalau wasit fair, semua emas bisa kami sapu bersih,” kata Tafsil.
Namun, faktor wasit bukanlah satu-satunya hal yang mengecewakan. Menurut tafsil, ketiadaan dana dari Direktorat Pendidikan Tinggi membuat persiapan tim pencak silat Indonesia di Pekan Olahraga Mahasiswa ASEAN XIV kali ini terkesan asal-asalan.
“Untuk mengikuti turnamen ini kami tidak menggelar pelatnas, karena tak ada dana,” ujar dia. “Beruntung Ikatan Pencak Silat Indonesia berinisiatif membuat pemusatan latihan singkat sekitar sepuluh hari, tapi itu tetap tak maksimal.”
Dengan tambahan satu medali emas ini, hingga pukul 17.00 WIB, Indonesia sudah mengumpulkan enam medali emas.
SAFWAN AHMAD (KUALA LUMPUR)