TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh tenis dunia bereaksi setelah pengadilan banding Australia memerintahkan otoritas imigrasi Negara Bagian Victoria untuk membebaskan Novak Djokovic. Keputusan pengadilan ini membuka peluang petenis nomor satu dunia itu mempertahankan gelarnya di Grand Slam Australia Open 2022.
Pada Senin, 10 Januari 2022, hakim Anthony Kelly menemukan bahwa keputusan pemerintah untuk mencabut visa bintang tenis asal Serbia itu tidak masuk akal. Ia memerintahkan otoritas setempat membebaskan Djokovic dalam waktu 30 menit setelah putusan. Anthony juga meminta paspor serta dokumen pribadi lainnya dikembalikan kepada Djokovic.
Mantan mentor Djokovic, Niki Pilic, menilai polemik pemerintah Australia dan petenis Serbia itu tidak perlu terjadi. Musababnya, otoritas Tennis Australia dan kesehatan sudah memberi lampu hijau untuk Djokovic tampil di Grand Slam tersebut.
"Seluruh cobaan ini tidak perlu. Dia diberi lampu hijau oleh Tennis Australia dan dokter untuk bermain di turnamen dan saat itulah politik masuk. Jika mereka mencabut visanya sekarang, saya yakin itu akan berdampak buruk pada Australia," kata Pilic dikutip dari Reuters.
Menurut dia, "Memenangkan Australia Terbuka dalam situasi terbaik itu sulit, tetapi Novak adalah seorang juara. Saya tidak bisa mengatakan apa peluangnya setelah apa yang telah dia alami, tapi saya yakin dia akan senang berada di lapangan dan mulai mempersiapkan diri untuk turnamen."
Petenis asal Serbia, Novak Djokovic berjabat tangan dengan petenis asal Spanyol, Rafael Nadal usai bertanding dalam semifinal Prancis Terbuka di Roland Garros, Paris, Prancis, 11 Juni 2021. REUTERS/Sarah Meyssonnier
Juara Grand Slam 20 kali, Rafael Nadal, menambahkan bahwa Djokovic memiliki hak untuk berpartisipasi di Australia Open. Ia menilai keputusan hakim adalah keputusan yang ada. “Apakah saya setuju atau tidak dengan Djokovic dalam beberapa hal, keadilan telah berbicara dan mengatakan dia memiliki hak untuk berpartisipasi di Australia Terbuka."
"Itu keputusan paling adil jika sudah diselesaikan di pengadilan. Saya berharap dia memiliki keberuntungan yang terbaik. Secara pribadi, saya lebih suka dia tidak bermain. Semuanya jauh lebih baik ketika pemain terbaik bersaing di lapangan," kata dia sambil tertawa.
Kevin Rudd. REUTERS/Daniel Munoz
Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd justru menyindir pemerintahannya setelah keputusan pengadilan Djokovic. "(Scott) Morrison baru saja kalah dalam kasusnya melawan Djokovic. Benar-benar tidak kompeten seperti yang lainnya. Jika mereka benar-benar tidak menginginkannya, mengapa mereka memberinya visa untuk terbang ke sini? Ini dianggap sebagai satu gangguan besar," ujar dia.
Adapun mantan Ketua Eksekutif Australia Open, Paul McNamee, menilai Djokovic memenangi banding dengan hasil yang komprehensif. "Djokovic menjalani hari-harinya di pengadilan, dengan semua bukti yang dihadirkan, dan ia menang secara komprehensif. Mari kita hormati keputusan pengadilan dan pindah ke pengadilan lain, yaitu tempat olahraga dimainkan," ujar McNamee.
Adapun mantan petenis profesional asal India, Somdev Devvarman, mengatakan, "Novak Djokovic vs dunia. Kami telah melihat itu sebelumnya. Ini berbeda. Jika dia akhirnya mempertahankan gelarnya dan meraih 21 slam, itu akan menjadi salah satu kisah tenis terhebat yang pernah diceritakan."
Baca juga : Di Sidang Banding, Hakim Australia Perintahkan Imigrasi Bebaskan Novak Djokovic