TEMPO.CO, Jakarta - Sesi tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika sempat terganggu karena lintasan kotor pada Jumat 11 Februari 2022. Bendera merah dikibarkan setelah sesi pagi berjalan sekitar satu setengah jam. Penyelenggara melakukan pembersihan lintasan yang kotor, khususnya di tikungan 1.
Namun, upaya pembersihan tidak terlalu mulus. Pertemuan diadakan dan pembalap akhirnya diminta untuk menyelesaikan sekitar 20 putaran di trek yang masih kotor pada pukul 15.00 WITA. “Kami mengadakan pertemuan untuk memutuskan apakah mencoba membersihkan trek dengan mesin pembersih atau dengan mengendarai motor,” kata Andrea Dovizioso, pebalap WithU RNF Yamaha.
“Setiap pembalap tidak benar-benar ingin membalap karena saya keluar sebelum pertemuan dan saya tidak bisa menjelaskan seberapa buruk itu. Saya keluar di Tikungan 1 dan 2, dan saya memutuskan untuk tidak melakukannya di tikungan lain. Jika Anda dapat membersihkan dengan cara yang lebih baik, maka lebih baik tidak berkendara dan menunggu sampai keesokannya."
Dengan demikian, 24 pebalap MotoGP dan mesin prototipe mereka menjadi pembersih trek termahal di dunia. “Semua orang takut, tetapi pada akhirnya meminta para pebalap membersihkan trek adalah keputusan yang tepat,” kata Dovizioso. “Kami bisa mulai memahami trek, garis dan waktu putaran menjadi lebih normal."
Mantan pembalap Ducati tersebut meneruskan, “Maksud saya, jelas betapa kotornya trek itu. Kondisinya tidak dapat dilalui pada awalnya. Saya belum pernah berada dalam situasi ini. Ini adalah situasi yang sama sekali berbeda jika dibandingkan dengan trek Argentina. Ada debu di mana-mana dan itu luar biasa."
Pebalap KTM Brad Binder mendukung keputusan untuk membersihkan lintasan tersebut. “Bagi saya itu adalah keputusan yang tepat. Mereka membersihkan Tikungan 1 dan 2 dengan mesin seperti mereka membersihkan seluruh lintasan tapi itu tidak terlalu bagus,” kata pebalap asal Afrika Selatan itu.
Ia melanjutkan, “Saat itu masih kotor. Sangat sulit untuk mempelajari trek karena Anda tidak benar-benar berada di jalur yang sempurna. Anda tidak bisa masuk ke dalam dan tidak bisa selalu yakin saat mengerem secara bergantian. Tapi, itu adalah keputusan yang baik untuk membiarkan kita semua berada di lintasan."
Takaaki Nakagami, pembalap LCR Honda, bercerita bahwa, "Fabio (Quartararo) menyalip saya pagi ini dan saya melihat motornya, saya kira dia jatuh karena debu dan lumpur penuh di motornya," kata Takaaki. "Tapi sejujurnya, itu semakin baik dan lebih baik dan terutama di sesi sore hari, level grip meningkat pesat. Jadi pada akhirnya itu bagus."