TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan di Argentina menetapkan delapan orang yang merawat Diego Maradona sebagai terdakwa. Mereka didakwa atas kasus pembunuhan akibat kelalaian yang menyebabkan kematian sang legenda sepak bola itu.
Keputusan itu diterbitkan pada Rabu, 22 Juni 2022, menyusul penyelidikan atas kematian Diego Maradona pada 25 November 2020. Awalnya, Dios, sapaan Maradona, diduga meninggal akibat serangan jantung. Hasil autopsi menunjukkan bahwa jantung atlet itu membengkak dan memiliki berat tidak normal 500 gram. Atlet wajar memiliki jantung besar, namun biasanya hanya 300 gram.
Kemudian, Dewan medis yang ditunjuk untuk menyelidiki kematian Maradona menyimpulkan pada 2021, bahwa tim kematian Maradona tak sepenuhnya disebabkan oleh serangan jantung. Dewan Medis menemukan serangkaian bukti bahwa tim medis Maradona bertindak dengan cara yang tidak pantas, tidak tepat, dan sembrono. Mereka dituduh melakukan pembunuhan sederhana. Menurut hukum pidana Argentina, kejahatan ini menyebabkan hukuman 8 sampai 25 tahun penjara.
1. Maradona masuk deretan pesepak bola terbaik abad ini
Diego Maradona termasuk dalam deretan pemain sepak bola terbaik abad ini. Namanya bersanding dengan nama-nama lain seperti Pele, Johan Cruyff dan Christian Vieri. Dia mendapatkan julukan sang legendaris berkat jasanya bagi Argentina di Piala Dunia. Dia telah tampil sebanyak 91 kali di dan mencetak 34 gol di gelaran bergengsi antar mancanegara itu. Bila tak berlebihan, Maradona pun boleh disebut sebagai Pahlawan Timnas Argentina di Piala Dunia 1986.
2. Lahir dari keluarga miskin
Maradona lahir pada 30 Oktober 1960 di Lanús dan menghabiskan masa kecilnya di Villa Fiorito. Dia lahir di keluarga miskin dan merupakan anak ke 4 dari 6 bersaudara. Pada usia 10 tahun, pemandu bakat klub Agentinos Juniors yang jeli menemukan bakat sepak bola yang dimiliki Maradona. Dua tahun berselang, dia ditunjuk sebagai Los Cebollitas (Bawang Kecil), maskot klub Argentinos Juniors. Maradona bertugas menghibur penonton dengan keterampilan sepak bolanya kala jeda pertandingan pada kompetisi divisi utama Argentina kala itu.
3. Debut internasional kala usia 13 tahun
Bakat Maradona tercium sampai ke Inggris. Bahkan klub Sheffield United mencoba mentransfer bocah 12 tahun itu seharga 180.000 poundsterling. Namun proposal itu ditolak oleh Argentinos Juniors. Setahun kemudian, kala usianya baru 13 tahun, Maradona didebut bersama timnas Argentina untuk berlaga di kelas internasional. Pada 1981, di usianya yang menginjak 20-an, Maradona dibeli klub Boca Juniors seharga 1 juta poundsterling, jumlah yang sangat besar era itu.
4. Dibeli FC Barcelona seharga 5 juta poundsterling
Penampilan Maradona di Piala Dunia 1982 ternyata mencuri perhatian manajemen FC Barcelona. Dengan uang tebusan 5 juta poundsterling, Maradona diboyong dari Boca Juniors. Di FC Barcelona, saat ditangani César Luis Menotti, Maradona turut andil dalam kemenangan Barca mengalahkan musuh bebuyutan, Real Madrid.
Namun karier Maradona kurang mentereng di Barcelona lantaran mengalami beberapa kendala. Maradona sempat divonis mengidap Hepatitis. Dia juga mengalami cedera engkel akibat tekel oleh pemain Athletic de Bilbao, Andoni Goikoetxea. Cedera parah itu hampir mengakhiri kariernya dalam dunia sepak bola. Selain itu, Maradona juga acap bersitegang dengan Presidan klub Josep Lluís Núñez.
5. Boyong ke klub Italia
Kurang lebih dua tahun di Barca, Maradona kemudian boyong ke klub Italia, SSC Napoli pada 1984. Di sana pemain dengan nomor punggung 10 itu berhasil membawa timnya menjadi juara seri A untuk kali pertama musim 1986-1987, dan untuk kali kedua pada musim 1989-1990. Selain itu, dia juga andil dalam kemenangan Napoli menjuarai Piala Italia pada 1987. Setahun kemudian, musim 1988-1989 Napoli menjadi juara Piala UEFA usai menumbangkan VFB Stuttgart.
Selanjutnya: Karier Maradona Menurun, Kematiannya...