TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sehari libur, tim catur putra dan putri Indonesia kembali bertanding di babak ke-7 Olimpiade Catur 2024 di Budapest, Hungaria. Tim catur putra menghentikan perlawanan tim catur Hong Kong, namun tim catur putri harus mengakui keiunggulan tim Tunisia.
Satria Duta Cahaya dengan elo rating 2219 kembali menjadi pahlawan bagi tim catur putra Indonesia setelah menjadi satu-satunya pecatur Indonesia yang menang, sementara tiga rekannya yang lain berakhir remis.
Dikutip dari rilis Humas PB Percasi, kemenangan Duta cukup dramatis. Lawannya, FM Daniel King Wai Lam (2088) unggul satu bidak, lalu menawarkan remis di langkah 32. Namun Duta menolak karena posisinya sedang menekan, bidak lawan di e6 juga bisa setiap saat diambil.
Keputusan Duta ternyata tepat. Lawan yang kecewa tawaran remisnya ditolak kembali berpikir keras dan konsentrasi penuh tanpa sadar jamnya sudah lewat 90 menit, padahal baru 33 langkah. Duta acungkan tangan memanggil wasit yang sedang sibuk di meja sebelah.
"Saya sebagai kapten menghampiri. Setelah dicek memang benar, waktu 90 menit untuk 40 langkah sudah habis dan Daniel Lam King Wai baru mainkan 32 langkah. Dia menepuk kepalanya dan memberi selamat Duta," ujar Kristianus Liem, Kapten Tim Putra Indonesia, Rabu, 18 September 2024
Menurut Kris, di atas kertas tim catur putra Indonesia seharusnya bisa menang mudah lawan Hong Kong, tetapi di atas papan tidaklah semudah itu. Partai papan 4, Reynard Kristoper (2114) yang selalu main London System, waktunya justru tersisa 30 menit dalam 20 langkah, menghadapi lawan yang berusia 12 thn Yiheng Li (1893). Beruntung partainya berakhir remis.
Zacky Dhia Ulhaq (2203) yang sejak pembukaan unggul satu bidak, ternyata tak mampu menang lawan Wang Ip Boris Chan (2017). Beritu juga pemain papan 1, FM Andrean Susilodinata (2393) yang juga unggul satu bidak di permainan tengah , tak mampu menang dari CM Jamison Edrich Kao (2125). Keduanya remis. Sehingga angka 2½-1½ merupakan kemenangan yang maksimal di babak 7 bagi tim putra.
Pecatur Evi Yuliani. Foto: Patricia Claros Aquilar
Jika di tim catur putra ada Satria Duta, di kelompok putri terdapat pecatur Evi Yuliana (1912). Ia menjadi satu-satunya pemain yang mampu meberikan poin penuh di babak ini.
Evi terus menekan lawannya, Meriem Ben Amor (1733) dan tidak memberi kesempatan sedikit pun kepadanya, sampai akhirnya Mariem menyerah di langkah ke 29. Dengan pengumpulan 5,5 poin dari 7 babak, membuat Evi semakin dekat dengan gelar WFM.
"Partai Evi di meja 3 menjadi partai yang menarik karena ia mampu menyelesaikan permainannya dengan memanfaatkan potensi taktis yang ada. Diawali dengan pengorbanan kualitas yang akhirnya menjadi ancaman skakmat yang tak dapat diselamatkan lagi bagi lawannya,"ujar Lisa Lumongdong Kapten Tim Putri Indonesia.
Di tiga partai lainnya, tim catur putri harus mengakui keunggulan tim Tunisia. WCM Evi Lindiawati (1940) dan Angel Ruth Nugroho (1939) harus menyerah dari lawan-lawan mereka WFM Amen Miladi (1851) dan WCM Mesyssem Mefteh (1834). Hasil lainnya Clementia Adeline (1550) yang ada di meja 4 sepakat remis di langkah ke-41 lawan Yasmine Gamha (1679).
"Sebenarnya di babak tengah Angel sempat unggul materi 1 bidak, juga unggul posisi. Namun teknik penyelesaian permainan akhir menteri yang kurang sempurna, menyebabkan dia kalah. Permainan akhir menteri merupakan situasi yang rawan sehingga harus ekstra hati-hati dan kalkulasi harus akurat," kata Lisa yang memberikan apresiasi atas usaha keras Angel.
Di babak ke-8, Tiim Putra Indonesia akan melawan tim kuat Uruguay yang diperkuat 2 Grandmaster (GM), dua International master (IM), dan seorang FIDE Master. Sedangkan tim catur putri akan menghadapi tim Lebanon.
Pilihan Editor: Olimpiade Catur 2024 Babak ke-6: Tim Catur Putra dan Putri Indonesia Kalah dari Finlandia dan Estonia