“Penampilan Suryo tidak sebaik saat di SEA Games Laos 2009 lalu, nanti ini akan kami evaluasi,” kata Boedi Darma Sidi, manajer tim atletik di Guangzhou, saat dihubungi Tempo usai pertandingan. Saat bertanding di Laos, Suryo berhasil mencatat waktu 10, 17 detik sekaligus menyabet emas.
Berdasarkan catatan waktu yang dibukukan sejak babak kualifikasi sampai final memang mengalami peningkatan tetapi sangat kecil. Di babak kualifikasi, Suryo menjadi pelari tercepat di grupnya dengan catatan waktu 10,42 detik. Kemudian di babak semifinal, ia mencatat waktu 10,40 detik. Dan di final, ia membukukan waktu 10, 37 detik.
Boedi melihat fisik Suryo belum mencapai puncaknya seperti saat ia bertanding di SEA Games. “Kami akan membicarakannya lebih detail dengan Suryo sendiri serta pelatihnya Eni Nuraini,” kata Boedi yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PASI.
Dibandingkan dengan prestasi Suryo di Asia Grand Prix di Guangzhou, Cina 2009, prestasinya kali ini merosot. Tahun lalu, Suryo berada di urutan kelima tetapi sekarang menjadi urutan keenam. Namun secara catatan waktu kali ini lebih baik empat detik.
Emas di nomor 100 meter putra ini menjadi milik pelari tuan rumah Lio Yi yang mencapai finis tepat di 10,24 detik. Adapun perak diraih pelari Kazakstan, Yasir Baalghayth A. Alnashri dengan 10,26 detik dan perunggu diraih Barrakat Al Harthi dari Oman dengan 10,28 detik.
RINA WIDIASTUTI