TEMPO.CO, Jakarta - Petenis-petenis Indonesia berharap lebih banyak turnamen internasional diadakan di Indonesia. Mereka sangat membutuhkan turnamen-turnamen itu untuk mendapatkan dan memperbaiki peringkat Internasional mereka. Hal ini terungkap saat Sirkuit Tenis Nasional 2013 Seri I diadakan di Jakarta, 20 Mei lalu dan berakhir Ahad, 26 Mei 2013.
"Turnamen ini membuat kami semakin bersemangat latihan," kata Juara Sirkuit Nasional 2013, Aditya Hari Sasongko. Aditya, yang hari ini mengalahkan Juara Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 Wisnu Adi Nugroho untuk merebut gelar juara. Menurut dia, tanpa turnamen membuat latihan tanpa tujuan sehingga para petenis tidak bersemangat.
Sekalipun bukan turnamen internasional, Aditya mengatakan adanya kompetisi akan membuat petenis memiliki gairah. Apalagi, ujarnya, jika yang diadakan adalah turnamen internasional.
Hal senada juga diungkapkan juara ganda putra Sirkuit Nasional ini, M. Faisal/Agung Bagus. "Saya tidak mampu membiayai diri sendiri untuk tur ke luar negeri," ujar Agung. "Adanya turnamen internasional di dalam negeri akan sangat membantu. Kalau ada turnamen macam ini dan Men Futures di Indonesia, kami pasti ikut," kata dia.
Kurangnya kesempatan mengikuti turnamen internasional ini menjadi salah satu penyebab jarangnya petenis junior yang melanjutkan karier tenis mereka. Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Atlet Junior Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti), Aga Soemarno mengatakan, beberapa petenis junior yang lumayan berprestasi, jarang ada yang melanjutkan karier sebagai petenis profesional. "Sayang," ujarnya.
Baca Juga:
Faisal, yang pada tingkat junior pernah mencapai peringkat 34 Federasi Tenis Internasional (ITF), mengatakan, dia tidak melanjutkan karier menjadi petenis profesional karena tak ada sponsor yang mendanainya mengikuti turnamen di luar negeri. "Biayanya mahal," ujar dia.
PP Pelti awalnya memiliki rencana mengadakan enam turnamen internasional Men Futures di Indonesia. Namun, kabar beredar bahwa turnamen-turnamen ini batal. Informasi ini didapat dari Wisnu. "Saya sudah mendaftar untuk ikut enam turnamen itu, tapi saya cek lagi, ternyata batal," ujarnya.
GADI MAKITAN