TEMPO.CO, Jakarta - Pebulu tangkis Indonesia diharapkan tidak tertekan bermain di hadapan publik sendiri pada Turnamen Superseries Premier Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) Indonesia Terbuka, 10-16 Juni 2013.
Mereka diharapkan bisa mengubah tekanan menjadi motivasi positif. "Publik Indonesia tentunya memiliki harapan tinggi," kata Kepala Sub Bidang Pemusatan Latihan Nasional Pengurus Besar persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI), Christian Hadinata, saat dihubungi, Senin, 3 Juni 2013.
Christian mengingatkan tidak semua negara yang menjadi tuan rumah sebuah kompetisi bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. Ia mencontohkan Malaysia yang menjadi tuan rumah Piala Sudirman 2013. "Mereka tidak bisa memanfaat posisi sebagai tuan rumah," kata Christian.
Pada Piala Sudirman Mei lalu, tuan rumah Malaysia terpuruk di posisi buncit babak penyisihan Grup C. Tim Malaysia menyerah pada Jerman 2-3 di pertandingan pertama. Di pertandingan selanjutnya, Malaysia juga menyerah 2-3 dari Taiwan. Dengan hasil itu, Malaysia tak bisa lolos ke perempat final.
Menurut Christian, justru tidak mudah bermain di negara sendiri. "Jadi bergantung pada bagaimana atlet memanfaatkan situasi," ujar juara ganda putra turnamen bergengsi All England 1973 ini.
Christian berharap pencapaian Indonesia lebih baik pada tahun lalu. "Peluang selalu ada," kata dia. Pada turnamen Indonesia Terbuka tahun lalu, Indonesia harus puas dengan hanya membawa satu gelar. Satu gelar itu diraih oleh Simon Santoso, pebulu tangkis tunggal putra Indonesia. Ia berhasil mengalahkan pebulu tangkis Cina, Dun Pengyu, 21-18, 13-21, 21-11.
GADI MAKITAN
Topik Terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler:
Tito Kei Tewas, John Kei Sedih tapi Tak Menangis
Pendukung John Kei Sempat 'Serbu' Rutan Salemba
Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi
9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan
Begini Perubahan Lalu Lintas di Tanah Abang