TEMPO.CO, Jakarta - Atlet renang peraih medali emas Olimpiade 2016 asal Amerika Serikat, Ryan Lochte, meminta maaf atas sikapnya dan tiga rekan timnya di pompa bensin Rio de Janeiro. "Ini menjadi pelajaran berharga untuk saya," ujar Ryan, Sabtu, 20 Agustus 2016. Pernyataan maaf itu ia sampaikan di akun Instagram miliknya, @ryanlochte.
Saat itu Lochte beserta rekannya, James Feigen, Jack Conger, dan Gunnar Bentz, berhenti di pompa bensin. Feigen juga atlet renang AS yang meraih medali emas dalam Olimpiade Rio. Cerita sebenarnya adalah mereka mabuk dan merusak pompa bensin serta menganiaya petugas di sana.
Awalnya Ryan mengatakan mereka saat itu hendak dirampok sehingga melakukan kekerasan untuk membela diri. Mereka bahkan mengarang cerita bahwa perampok itu berpakaian polisi dan menodongkan pistol. Padahal polisi saat itu tengah mengontrol para atlet apabila ada yang dalam kondisi mabuk.
Rekaman CCTV mengungkap cerita itu menunjukkan bahwa tidak ada kekerasan terhadap para atlet tersebut. Pembelaan mereka bahwa mereka adalah korban dari serangan atau perampokan atau jenis kekerasan akhirnya gugur.
Ryan mengatakan seharusnya dapat mengendalikan diri dan lebih bertanggung jawab, apalagi sedang dalam kompetisi bergengsi Olimpiade. "Saya minta maaf kepada rekan tim, fan, sesama kompetitor, dan sponsor saya," kata dia.
Wali Kota Rio Eduardo Paes mengatakan telah menerima permintaan maaf Lochte dan Komite Olimpiade Amerika Serikat yang lebih dulu mengajukan permintaan maaf. "Saya percaya bahwa kita semua harus menerima permintaan maaf dari Komite Olimpiade AS," ujar dia.
Kasus ini sempat menghebohkan kejuaraan bergengsi itu, apalagi di tengah kabar tingginya angka kriminalitas di Rio de Janeiro. Lochte dan Feigen bahkan sempat gagal pulang ke Amerika karena polisi menghentikan dan memaksa mereka turun dari pesawat saat akan terbang ke Amerika.
CNN | ODELIA SINAGA