TEMPO.CO, Jakarta - Hampir tak ada yang ragu akan kemampuan Floyd Mayweather Jr di arena tinju dunia. Dia diprediksi bakal dengan mudah mengatasi Conor McGregor dalam pertarungan tinju non-gelar 12 ronde di T-Mobile Arena, Las Vegas, Amerika Serikat, Ahad pagi WIB, mulai pukul 08.00.
Pengalaman Mayweather yang segudang adalah alasan utama mantan juara dunia di lima kelas berbeda itu difavoritkan. "Menurut saya, McGregor tidak akan mampu mengimbangi Mayweather dalam segi apa pun jika pertandingan digelar dalam format tinju," kata mantan juara tinju dunia kelas bulu Asosiasi Tinju Dunia (WBA) asal Indonesia, Chris John, pekan lalu.
Menurut Chris, Mayweather adalah petinju terbaik di dunia. Dia tidak pernah kalah dan sudah menghadapi lawan terbaik, dari Oscar De La Hoya sampai Manny Pacquiao. "Kecuali jika pertarungan digelar dalam format MMA (bela diri campuran), tentu akan lain ceritanya."
Bukan hanya Chris John, sejumlah mantan juara tinju juga tak menjagokan McGregor bakal memenangi pertandingan. De La Hoya bahkan menyebut McGregor tidak akan mampu memasukkan satu pukulan pun ke sasaran yang tepat di tubuh Mayweather. De La Hoya pernah merasakan sengatan pukulan Mayweather dan kalah angka ketika bertanding di Las Vegas pada 5 Mei 2007.
Shane Mosley pun tak ragu sedikit pun akan kemampuan Mayweather. Mantan juara tinju di tiga kelas berbeda yang juga pernah dikalahkan Mayweather pada 1 Mei 2010 ini mengibaratkan laga Mayweather vs McGregor seperti perlombaan pelari maraton melawan sprinter.
"MMA dan tinju saya ibaratkan seperti lomba sprinter melawan pelari maraton, tidak akan pernah ketemu. McGregor pasti akan mati-matian mengejar Mayweather yang lincah bergerak. Di ring, dia akan merasakan sendiri bahwa Mayweather sulit dipukul. Kalau Mayweather mau, dia bisa menyudahi pertarungan cukup empat atau lima ronde saja," kata Mosley.
Laga Mayweather vs McGregor dirancang sejak 4 Maret 2016, ketika jago MMA asal Irlandia itu melontarkan tantangan. Mayweather merespons tantangan itu dua bulan kemudian, dan menghubungi pelatih tinju Freddie Roach agar bersedia melatih McGregor. Namun Roach menolak tawaran tersebut karena menurut dia waktu setahun tidaklah cukup bagi dia menyiapkan McGregor.
"Saya katakan, McGregor butuh tiga tahun agar benar-benar mampu bertinju. Sehebat apa pun di MMA, dia bukanlah tandingan Mayweather di atas ring tinju," ujar Roach, yang merupakan pelatih Manny Pacquiao.
Meski disebut-sebut tidak bakal mampu memenangi pertarungan, bahkan berpotensi kalah knock-out (KO), McGregor bergeming. Juara MMA berusia 29 tahun ini menyatakan tekadnya untuk mengalahkan Mayweather.
"Saya tidak peduli apa kata orang. Saya tak sabar untuk naik ring dan membuktikan kepada seluruh dunia bahwa dewa baru tinju sudah datang," ujar McGregor, juara dunia MMA dalam dua kelas berbeda di kejuaraan bela diri campuran (UFC).
Mayweather sendiri tidak terlalu menyombongkan kemampuan bertinjunya, yang terkenal lincah dan memiliki pertahanan ampuh. "Saya bersiap seperti menghadapi pertandingan yang sudah-sudah. Hanya, ini memang berbeda, karena saya juga harus menghadapi kendala usia selain McGregor."
Di pasar taruhan, Mayweather diunggulkan hingga 100 : 1 atas McGregor. Laga tinju dunia ini juga disebut-sebut sebagai pertarungan tinju termahal yang pernah digelar, dengan estimasi pemasukan mencapai US$ 700 juta atau Rp 9,3 triliun. Mayweather sendiri diperkirakan menerima bayaran sekitar Rp 2,6 triliun. McGregor akan menerima maksimal 30 persen dari bayaran yang diterima Mayweather.
FIGHTNEWS | FORBES | DONNY WINARDI