Sejumlah Atlet Serukan Pelaksanaan Olimpiade Tokyo Tetap Digelar 2021
Reporter
Antara
Editor
Arkhelaus Wisnu Triyogo
Kamis, 28 Januari 2021 20:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Katerina Stefanidi semula meminta agar Olimpiade Tokyo ditunda. Namun, sekarang peraih medali emas lompat tinggi putri OIimpiade itu menjadi salah satu atlet yang paling kencang meminta Olimpiade tetap digelar tahun ini meski ada kekhawatiran warga Jepang terhadap pandemi Covid-19.
"Saya kira situasi saat ini jauh berbeda dari yang kita hadapi tahun lalu di mana kita sungguh tak tahu apa-apa soal virus corona. Kalaupun kita harus menggelar Olimpiade tanpa penonton, saya akan memilih itu daripada sama sekali tidak ada Olimpiade," kata dia kepada kantor berita Kyodo, Kamis, 28 Januari 2021.
Atlet asal Yunani itu yakin mayoritas dari 15.000 atlet yang akan bertanding di Tokyo sudah berubah pikiran. Mereka akan menganggap Olimpiade tak bisa ditunda lagi. Apalagi dibatalkan. Selain itu, ia yakin 80 persen atlet World Athletics yang dulu mendukung penundaan, akan balik menginginkan Olimpiade Tokyo digelar Juli nanti sebagaimana sudah dijadwalkan.
Survei opini publik Jepang yang diadakan Japan Press Research Institute, Sabtu pekan lalu, menunjukkan 38 persen responden menginginkan Olimpiade Tokyo dibatalkan. Sebanyak 34 persen lainnya menginginkan agar Olimpiade kembali ditunda. Namun, Stefanidi yakin kebanyakan atlet mengharapkan Jepang tak goyah dengan tetap menyelenggarakan Olimpiade 2021.
"Saya pribadi akan kecewa berat. Banyak rekan-rekan satu tim saya akan kecewa berat karena melewatkan satu kejuaraan besar mengingat saya menganggap ini tak boleh ditunda lagi,” kata bintang sepak bola putri Amerika Serikat peraih Ballon d'Or 2019, Megan Rapinoe, yang timnya meraih medali emas pada empat Olimpiade termasuk Olimpiade London 2012, selain juga berstatus juara dunia.
Mo Farah yang meraih medali emas lari 5.000 meter dan 10.000 meter putra pada Olimpiade 2012 dan 2016 juga ingin Olimpiade Tokyo jalan terus. "Saya kira kebanyakan orang karir ingin Olimpiade ini jalan terus dan ambil bagian dalam Olimpiade. Yang terpenting adalah tetap aman dan melihat apa yang bisa ditempuh negara," kata Farah seperti dikutip Reuters.
Baca juga : IOC Tegaskan Tak Ada Rencana Pembatalan Olimpiade Tokyo
"Yang mereka bilang pada kami adalah pada dasarnya semua orang akan memperoleh injeksi (vaksin) COVID," kata pelari Inggris yang berusaha mempertahankan medali emas 10.000 meter putra di ajang olahraga multicabang terbesar di dunia setelah tahun lalu menghabiskan waktu untuk fokus ke maraton.
<!--more-->
Harapan Farah dikuatkan oleh Presiden World Athletics Sebastian Coe yang menegaskan ada tekad dari semua pihak agar Olimpiade tetap digelar tahun ini. Tekad kuat itu didasari fakta bahwa atlet kini sudah lebih tahu bagaimana menghadapi pandemi dibandingkan dengan ketika Olimpide ditunda tahun lalu, selain juga karena sudah hadirnya vaksin COVID-19. "Pertama sudah ada vaksin dan kita bahkan sudah sangat jauh memikirkan tahap ini tahun lalu," kata Coe.
Dia ingin memastikan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat kepada warga Jepang. Coe juga menjamin warga Jepang yang mengkhawatirkan atlet dan orang mancanegara yang tiba di Tokyo bisa membawa virus corona. Komite Olimpiade Internasional, bahkan, sudah siap menggelar Olimpiade walaupun sederhana. “Seandainya Olimpiade harus diadakan tanpa penonton atau dengan penonton yang lebih sedikit di stadion, saya kira saat ini atlet dan dunia olah raga mau menerima itu," kata Coe.
Lagi pula, bagian terbesar dari miliaran manusia di dunia tak akan menyaksikan Olimpiade di stadion, melainkan di rumahnya. "Saya kira Olimpiade bisa menyemangati orang karena memang sudah menjadi bagian yang sungguh penting dalam rangka kembali ke keadaan normal,” kata Coe.
Jaminan Coe ini dipertegas IOC dan pemerintah Jepang. "Tiada satu pun alasan untuk mempercayai Olimpiade di Tokyo tak akan dibuka pada 23 Juli di Stadion Olimpiade di Tokyo. Itulah mengapa tak ada Plan B dan inilah alasan kami bertekad penuh menyelenggarakan Olimpiade dengan aman dan berhasil," kata Presiden IOC Thomas Bach. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengamini Bach dengan menyatakan piihaknya sama sekali tak berniat menunda atau apalagi membatalkan Olimpiade.