Mijain Lopez Nunez, Pegulat Kuba Mengukir Sejarah Medali Emas di 4 Olimpiade

Selasa, 3 Agustus 2021 09:41 WIB

Pegulat Kuba Mijain Lopez Nunez berpose dengan medali emas yang merupakan medali emas Olimpiade keempatnya dalam seremoni medali di Makuhari Messe Hall A, Chiba, Jepang, 2 Agustus 2021. (REUTERS/PIROSCHKA VAN DE WOUW)

TEMPO.CO, Jakarta - Tak terlalu disorot media selama penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020, matras gulat di Makuhari Messe Hall menjadi tempat terciptanya sejarah baru olahraga tersebut. Pegulat Mijain Lopez Nunez dari Kuba membuat membuat tonggak baru ketika merebut medali emas gulat Greco-Roman atau Yunani Romawi kelas 130 kilogram dari Olimpiade keempat yang diikuti.

Pegulat berusia 38 tahun itu tak bisa menyembunyikan kegembiraan manakala berhasil mencapai hal yang sebelumnya tak bisa dilakukan. Pegulat kelas berat super terhebat di dunia itu memenangkan medali emas keempatnya dari empat kali mengikuti Olimpiade sejak 2008.

Darah, keringat dan air mata selama bertahun-tahun latihan dan bertarung mengucur dalam momen di Makuhari Messe Hall, Tokyo, Senin 2 Agustus 2021. Si Raksasa dari Herradura itu meninjukan tangan ke udara untuk meluapkan kegembiraannya yang tak terkira. Juara Olimpiade Beijing 2008, London 2012 dan Rio 2016 itu lalu mengangkat pelatihnya Raul Trujillo dan kemudian membentangkan bendera Kuba di arena.

Sebelumnya, hanya pegulat putri Jepang, Kaori Icho, yang bisa memenangkan empat medali emas dari empat Olimpiade. Ia memenangkan medali emas di Athena 2004, Beijing 2008, London 2012 dan Rio de Janeiro 2016.

Kini, ada lima atlet sepanjang sejarah Olimpiade modern yang memenangkan emas dari empat Olimpiade berbeda. Tiga atlet lainnya adalah perenang Michael Phelps, sprinter sekaligus pelompat jauh Carl Lewis dan pelempar cakram Al Oerter. Ketiga atlet tersebut berasal dari Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

Sebelum masuk arena, hanya ada satu orang yang bisa menghentikan Lopez Nunez merengkuh pencapaian fenomenal itu. Orang itu adalah Iakobi Kajaia, pegulat Georgia berusia sebelas tahun lebih muda berpredikat juara Eropa dan perempat finalis Olimpiade 2016.

Namun Lopez Nunez tak sudi begitu saja menyerahkan mahkota Olimpiade yang sudah dia kenakan selama 13 tahun terakhir itu. Ia tak kehilangan satu pun poin dan menutup laga tersebut dengan sempurna hingga bel tanda berakhirnya pergulatan. Skor 5-0 untuk Lopez Nunez. "Saya bahagia dan bangga menjadi yang terbaik di dunia dan menciptakan sejarah," kata dia seperti dikutip laman Olympics.

Ia meneruskan, "Saya sudah lama sekali berkarier, bekerja keras mewujudkan semua tujuan dan memecahkan rekor ini. Bagi saya, mampu memecahkan rekor ini adalah prestasi terbesar karena saya melawan yang terbaik dan saya bisa bangga."

Segera setelah momen bersejarah itu, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel meneleponnya. "Beliau menelepon saya untuk menyelamati saya atas pencapaian ini. Saya merasa tersanjung telah bertarung demi negara saya," kata dia. Sebelum final Tokyo 2020 itu Raksasa dari Herradura itu melalui tiga pertarungan. Pertama, menyingkirkan pegulat Rumania Alin Alexuc Ciurariu 9-0, kemudian pegulat Amin Mirzazadeh 8-0.

Juara dunia lima kali dan juara bertahan Pan-Amerika itu lalu menghentikan lawan terberat selama bertahun-tahun, Riza Kayaalp dari Turki, di babak semifinal. Kayaalp, sang juara dunia, adalah salah satu dari sedikit pegulat yang mampu mengalahkannya pada kejuaraan dunia 2015.

Namun, atlet Kuba yang menjatuhkan pegulat berusia 31 tahun tersebut dalam semifinal London 2012 dan final Rio 2016 itu juga memenangkan semifinal Tokyo 2020 itu dengan skor 2-0. Dalam konferensi pers sesudah laga, Lopez Nunez belum mengungkapkan rencana pensiun. Tapi kalaupun melakukannya, ia yakin warisannya akan abadi. Dia akan tetap mengenakan mahkota itu selama tiga tahun ke depan, sampai Olimpiade Paris 2024.

Berikutnya cerita sang ibu...

Baca juga : Kata Viktor Axelsen Usai Jadi Raja Baru Tunggal Putra Bulu Tangkis Olimpiade

<!--more-->

Di Herradura, Kuba Barat, kampung halaman Lopez Nunez, tak seorang pun yang meragukan kekuatan otot lelaki bertinggi badan dua meter itu. “Penduduk Herradura, rakyat Kuba, mesti tahu medali ini akan pulang ke sini,” kata ayahnya, Timoteo Bartolo López, kepada AFP, di kota itu yang berjarak 114 km dari Havana.

Lima tahun lalu di Rio, Lopez Nunez masuk klub berisikan enam gladiator yang tiga kali memenangkan emas Olimpiade dalam kurun 100 tahun yang di dalamnya termasuk legenda gulat Rusia Alexander Karelin. Kini dia meninggalkan klub itu karena sudah naik sudah tidak lagi juara tiga kali Olimpiade, melainkan empat kali.

Di halaman rumahnya yang tak berdinding dan beratapkan daun palem di mana keluarganya selalu merayakan kemenangan yang diraih "El Purro" (bocah perkasa), julukannya. Sang ibu, Leonor Nunez berkata, “Mijain memiliki hasrat demikian besar dalam merengkuh medali emas itu seperti yang pertama dia lakukan di Beijing 2008. Saya sama sekali tak ragu karena ada kekuatan di balik hasratnya, dan saya lihat dari kekuatan itu, ada pikiran dan hasrat positif,” kata perempuan 62 tahun itu.

Meski percaya diri pada kekuatannya, bagi si raksasa, keluarga adalah sumber motivasinya. Filosofi perjuangannya berakar dari keluarganya. “Orang tua saya mengajarkan mentalitas itu kepada saya, sederhana sekali bahwa apa pun yang ingin kita capai dalam kehidupan hanya tergantung kepada segala hal yang kita usahakan,” kata Lopez Nunez.

Spirit itu tertempa di pegunungan yang mengelilingi Herradura di mana Lopez Nunez mengencangkan otot-ototnya sejak kecil dengan berlari mengejar hewan dan memanggul pikulan berisi buah dan umbi-umbian. “Dia selalu ingin jadi el forzu (si kuat),” kata sang ibu.

Dia mengenal dunia olahraga gulat dari dua kakaknya, Misael dan Michel, yang masing-masing menggeluti dayung dan tinju. Mereka berdua mendorong sang adik agar masuk ring tinju, tetapi Lopez Nunez menyadari gulat adalah panggilan hatinya. “Begitu seorang pelatih gulat bernama Sergio (Soto) melihatnya, dia langsung tertarik,” ujar Leonor.

Michel, yang meraih perunggu di cabang olahraga tinju Olimpiade Athena 2004, menggambarkan bahwa, "Dia anak manja, pemarah nan tampan yang hobi berkelahi." Di Athena juga, Lopez Nunez sudah berhasil finis urutan kelima di cabang gulat.

Dia dikenal berkemauan kuat tapi periang. Dia berlatih dan tinggal di Havana bersama istri dan kedua anaknya. Namun pada usia 13, kariernya hampir tamat manakala ayahnya menyuruhnya berhenti bergulat setelah patah tulang tibia dan fibula saat berkompetisi.

Begitu pulih, dia ikut lomba antar sekolah dan sukses meraih dua medali emas dan dua medali perak. Empat tahun kemudian dia masuk timnas Kuba dalam usia 17 tahun. Sembilan tahun setelah itu dia merebut medali emas Olimpiade pertamanya di Beijing. Lalu di London 2012 dan Rio 2016 di mana dia menghadapi lawan yang sama, Rizaa Kayaalp si Turki.

Sebelum final Olimpiade Rio 2016, Si Raksasa dari Herradura meminta restu kepada ibundanya untuk terjun kembali ke arena gulat. “Saya bilang kepadanya ‘kalahkan dia seperti kamu mematahkan pensil’ dan itulah yang dia lakukan,” kenang Leonor Nunez. Itu pula yang dia lakukan saat merebut medali emas Olimpiade Tokyo, olimpiade keempat dalam kariernya, kemarin.

Baca juga : Cerita Apriyani Rahayu Kecil: Raket Kayu, Berjalan 10 Km Hingga Minta Bantuan

Berita terkait

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

27 menit lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

2 jam lalu

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

2 hari lalu

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

Shin Tae-yong yakin para pemain Timnas U-23 Indonesia bisa tampil baik melawan Irak di Piala Asia U-23 2024 dan meraih tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

4 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

4 hari lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

4 hari lalu

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah berlaga di Olimpiade Melbourne pada 29 November 1956. Maulwi Saelan cs berhasil melaju hingga perempat final.

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

5 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

10 hari lalu

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

Indonesia kembali menambah atlet yang lolos ke Olimpiade 2024, yakni atlet dayung putra La Memo.

Baca Selengkapnya

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

11 hari lalu

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

Atlet dayung putra Indonesia La Memo berhasil meraih tiket Olimpiade 2024. Lolos untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Putuskan Pensiun dari Bulu Tangkis Dunia Usai Piala Thomas 2024

13 hari lalu

Kento Momota Putuskan Pensiun dari Bulu Tangkis Dunia Usai Piala Thomas 2024

Juara bulu tangkis dunia dua kali Kento Momota mengumumkan segera pensiun pada usia 29 tahun.

Baca Selengkapnya