Ongen merintis karir amatir di Ambon. Bakatnya dilihat oleh almarhum Wiem Sapulette, yang memintanya bergabung dengan sasana miliknya. Sejak itu, nama Ongen mulai merangkak naik. Dia pun sempat bergabung dengan pelatnas tinju junior yang dipersiapkan untuk kejuaraan dunia di Armenia pada 2012.
“Seminggu sebelum berangkat, saya sakit akibat over training. Akibatnya saya dicoret. Padahal, saya sudah terpilih dengan mengalahkan juara kejurnas,” ucap Ongen mengenang masa-masa di amatir.
Setelah Wiem Sapulette meninggal dunia, Ongen mulai goyah. Tinju dianggapnya tak bisa memberi kepastian dalam hidupnya. Pada 2014, dia ikut ujian masuk tamtama TNI-AU dan diterima.
“Saya ikut tes tentara karena cari pekerjaan. Tinju kan tidak bisa menjamin kehidupan juga,” katanya.
Menjadi prajurit TNI-AU tak menghentikan karir tinju Ongen. Dia justru mendapat dukungan penuh untuk meneruskan karirnya dan bergabung dengan Dirgantara Boxing Club. Ongen pun turun pada PON 2016 di Jawa Barat.
Selepas PON 2016, Ongen memutuskan untuk pindah ke jenjang profesional dan mengawali debut saat menghadapi Imanuel Hutagalung. Kemenangan TKO di partai pertama membuka jalan untuk meraih kemenangan berikutnya. Sejauh ini, Ongen memiliki rekor bertarung 6 kali menang dengan 6 kali KO.