Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjaga Tradisi Emas

image-gnews
Iklan

KORAN TEMPO, Jakarta:Sejak cabang olahraga bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia tak pernah absen dalam meraih medali emas di pesta olahraga multicabang termegah empat tahunan ini.

Dari total 19 medali emas cabang bulu tangkis yang telah dibagikan sejak 1992, Indonesia berhasil membawa pulang lima medali emas. Perinciannya, dua di Olimpiade Barcelona dan satu di Olimpiade Atlanta 1996, Sydney 2000, dan Athena 2004.

Jumlah lima emas tersebut sama dengan yang diraih tim Korea Selatan. Sedangkan Cina masih mendominasi dengan perolehan total delapan medali emas. Satu emas lainnya "lari" ke luar benua Asia, yakni Denmark.

Poul Erik Hoyer Larsen berhasil mendobrak dominasi negara-negara Asia dengan meraih medali emas di nomor tunggal putra pada Olimpiade Atlanta 1996.

Dari total lima medali emas yang berhasil dibawa pulang para atlet bulu tangkis Indonesia itu dua disumbangkan oleh masing-masing tunggal putra dan ganda putra. Adapun satu lagi didapat lewat tunggal putri atas nama Susi Susanti pada 1992.

Menghadapi Olimpiade Beijing, yang akan dibuka pada 8 Agustus mendatang, cabang bulu tangkis masih diharapkan dapat menjaga tradisi emas bagi kontingen Merah-Putih.

Berbeda dengan Olimpiade sebelumnya, medali emas cabang bulu tangkis kali ini justru diharapkan datang dari nomor yang belum pernah meraih medali emas sebelumnya, yakni ganda campuran.

Di nomor tersebut Indonesia memiliki pasangan cukup tangguh, yakni peringkat pertama dunia, Nova Widianto dan Lilyana Natsir. Di pundak merekalah tradisi menjaga emas Olimpiade disandarkan.

Meski begitu, pelatih kepala pelatnas bulu tangkis Christian Hadinata punya pandangan lain. Ia tak mau berbicara medali emas sebagai tanggung jawab orang perorangan. Menurut dia, semua pemain harus mampu menjaga tradisi emas itu.

"Kita tidak bicara per nomor, tetapi sebagai sebuah tim bulu tangkis. Mereka harus mampu mempersembahkan medali emas," kata Christian saat ditemui di pusat latihan bulu tangkis Cipayung, Jakarta, awal pekan lalu.

Christian menilai kompetisi sekelas Olimpiade, yang hanya berlangsung empat tahun sekali, membutuhkan perjuangan ekstra keras. Meski begitu, ia melihat persiapan semua anak asuhnya sudah bagus. "Tinggal jaga kondisi saja."

Ketika kondisi fisik sudah prima dan kemampuan permainan sangat memadai, tinggal faktor mental yang menjadi penentu. Christian yakin pengalaman bertanding para pemain sudah cukup sebagai modal tampil di Olimpiade. "Memang kini yang bermain adalah mental."

Selain diharapkan datang dari nomor ganda campuran, medali emas diharapkan dapat disumbangkan oleh tim ganda putra. Ketika ditanya seberapa besar peluang ganda putra merebut emas, Christian hanya mengatakan, "Peluangnya sama."

Di sektor putri, meski terasa berat, Christian mencoba mengangkat moral para pemainnya. Apalagi hasil kejuaraan beregu Piala Uber lalu di Jakarta cukup menjanjikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami harapkan Maria Kristin bisa mendapatkan medali seperti tradisi sebelumnya yang dilakukan oleh Susi Susanti maupun Mia Audina," kata Christian.

Ia mengaku tak ragu dengan kemampuan pemain tunggal putri terbaik Indonesia itu. "Keikutsertaannya di Olimpiade untuk pertama kalinya ini justru diharapkan mampu memberikan motivasi yang sangat besar bagi Maria," ucapnya.

Pandangan terbalik justru disampaikan pelatih tunggal putri Marleve Mainaky. "Yang terpenting sekarang dia dapat bermain bagus saja dulu di pertandingan pertama," katanya.

Marleve mengaku perjuangan Maria di Beijing nanti cukup berat. Karena itu, ia menaruh target yang tidak muluk-muluk bagi anak asuhnya itu. "Saya hanya mentargetkan dia bisa masuk delapan besar. Itu sudah sangat luar biasa."

Di ganda putri, yang belum pernah sekalipun memperoleh medali dari arena Olimpiade, kali ini Indonesia menaruh harapan kepada pasangan Vita Marissa dan Lilyana Natsir. Sayangnya, baik Vita maupun Lilyana harus bermain rangkap. Selain di ganda putri, keduanya turun di ganda campuran.

Berdasarkan hasil undian Olimpiade, Vita/Lilyana akan langsung menghadapi unggulan pertama asal Cina, Yang Wei/Zhang Ziewen. "Kita akan bermain nothing to loose," ujar Vita.

Di sektor ganda putra, Christian melihat perkembangan yang luar biasa. "Di sektor ganda putra ada peningkatan yang luar biasa, Sigit (pelatih ganda putra) telah mengupayakan pelatihan yang maksimal."

Bagi Christian, catatan dari Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso, kurangnya kepercayaan diri Marks Kido/Hendra Setiawan sudah teratasi. Selain itu, Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto dinilai sudah lebih kompak.

"Kita baru akan benar-benar membuktikan semua itu saat mereka bertanding. Dari situlah baru kita bisa menilai perkembangan apa yang telah mereka alami," ucap Christian.

Sementara itu, peraih medali emas terakhir bulu tangkis Olimpiade bagi Indonesia, Taufik Hidayat, sudah menunjukkan perkembangan kondisi fisik yang signifikan. Taufik sempat dirawat di rumah sakit selama seminggu akibat demam berdarah.

Pelatih Taufik, Mulyo Handoyo, menyatakan bahwa pola latihan yang dijalani anak buahnya itu sejak dua hari lalu sudah kembali ke program semula. "Tapi memang harus disesuaikan dengan kondisinya," katanya.

Taufik menyatakan kondisinya memang masih dalam proses pemulihan. "Masih sedikit lemas," katanya. Meski begitu, ia menyimpan target pribadi di Olimpiade Beijing nanti, yakni meraih medali emas keduanya.

"Karena belum pernah ada yang dua kali menjuarai Olimpiade di tunggal putra, saya ingin mengejarnya," ucap Taufik.EZTHER LASTANIA
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Meksiko Mengajukan Diri sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2036

25 Maret 2023

Cincin Olimpiade digambarkan di depan The Olympic House, markas Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada pembukaan rapat dewan eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC), di Lausanne, Swiss 8 September 2022.Laurent Gillieron/Pool melalui REUTERS
Meksiko Mengajukan Diri sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2036

Komisi Olahraga Nasional Meksiko menyatakan, secara ekonomi, negara itu tak layak menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.


41 Tahun Taufik Hidayat, Peduli Regenerasi Pemain Bulu Tangkis

10 Agustus 2022

Taufik Hidayat saat bertanding di Olimpiade london 2012 (31/7). AP/Andres Leighton
41 Tahun Taufik Hidayat, Peduli Regenerasi Pemain Bulu Tangkis

Taufik Hidayat hari ini berulang tahun ke-41. Ini penggalan perjalannya sebagai mantan atlet bulu tangkis nomor wahid di Indonesia.


Taufik Hidayat Bilang Pernah Coba Disuap Malaysia, Begini Kata Lee Chong Wei

26 Agustus 2021

Taufik Hidayat. Tempo/Fikri Arigi
Taufik Hidayat Bilang Pernah Coba Disuap Malaysia, Begini Kata Lee Chong Wei

Taufik Hidayat mengaku pernah ditawari sejumlah uang untuk oleh ofisial Malaysia untuk mengalah dari Lee Chong Wei dalam Asian Games Doha tahun 2006.


Banyak Tikus di Kemenpora, Taufik Hidayat: Olahraga Susah Maju

12 Mei 2020

Taufik Hidayat. Tempo/Fikri Arigi
Banyak Tikus di Kemenpora, Taufik Hidayat: Olahraga Susah Maju

Taufik Hidayat berpendapat, olahraga Indonesia bisa maju salah satunya jika separo dari pegawai di Kementerian Pemuda dan Olahraga diganti semua.


Olimpiade Athena Bukti Kebangkitan Asia

30 Agustus 2004

Olimpiade Athena Bukti Kebangkitan Asia

Sampai tadi malam, AS masih memimpin perolehan medali dengan 35 emas, 38 perak, dan 29 perunggu. Tetapi, Cina yang menduduki peringkat kedua hanya tertinggal empat keping emas. Inilah prestasi terbaik Cina sepanjang sejarah.


Juana Wangsa Putri Menangis Setelah Tersingkir

27 Agustus 2004

Juana Wangsa Putri Menangis Setelah Tersingkir

Juana kalah tipis 2-3 dari taekwondoin Kolombia, Gladys Alicia Mora Romero.


Gagal di Tangan Paraguay, Irak Berharap Perunggu

26 Agustus 2004

Gagal di Tangan Paraguay, Irak Berharap Perunggu

Kini anak-anak asuh Adnan Hamd itu berharap pulang membawa medali perunggu di babak playoff menghadapi Italia.


Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik

25 Agustus 2004

Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik

Peraih medali emas Taufik Hidayat yang sudah pasti meraih bonus uang tunai Rp 1 miliar dari KONI Pusat, juga mendapat tambahan bonus berupa rumah senilai Rp 2 miliar dari Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso.


Tak Ada Pejabat Sambut Pahlawan Olimpiade

24 Agustus 2004

Tak Ada Pejabat Sambut Pahlawan Olimpiade

Yang akan ada hanya upacara penyambutan sederhana dipimpin Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar dan dihadiri jajaran pengurus KONI serta pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI).


Supriati Gagal Masuk Babak Final

23 Agustus 2004

Supriati Gagal Masuk Babak Final

Atlet atletik Indonesia hanya menyisakan Edi Zakaria, spesialis lari gawang 110 meter yang baru akan tampil pada babak kualifikasi 24 Agustus mendatang.