TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 9 September, Indonesia memperingati Hari Olahraga Nasional atau Haornas untuk meningkatkan rasa sportivitas dalam berkompetisi di dunia olahraga. mengacu laman Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatra Utara, penetapan Haornas di Indonesia berawal dari penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) I. Ajang olahraga itu berlangsung pada 9-12 September 1948 di Kota Solo, Jawa Tengah. Pada 9 September 1948, PON resmi dibuka yang sekaligus ditetapkan sebagai Haornas setiap tahunnya.
Sejak PON I diselenggarakan sampai sekarang, banyak atlet Indonesia di setiap cabang olahraga menyumbangkan kemenangan bagi Tanah Air. Salah satu cabang olahraga tersebut adalah angkat besi yang memiliki atlet berprestasi Lisa Rumbewas.
Lisa Rumbewas lahir pada 10 September 1980 yang merupakan anak dari binaragawan terbaik Indonesia, Luvenus Rumbewas dan lifter putri Indonesia, Ida Aldamina Korwa. Keluarga ini pun dikenal sebagai keluarga atlet dan perintis angkat besi di Bumi Cendrawasih, sebagaimana tercatat dalam Antara.
Mengikuti jejak orang tuanya, Lisa memutuskan untuk berkarier sebagai lifter. Ia memulai debut di panggung Olimpiade 2000 Sydney. Saat itu, kategori putri angkat besi baru pertama kali dipertandingkan. Penampilan debut Lisa dalam kompetisi perdana tersebut berhasil mengamankan medali perunggu di kelas 49 kilogram. Namun, beberapa hari kemudian, Izabela Dragneva dari Bulgaria yang naik di podium kedua terbukti positif doping. Akibatnya, medali perak yang semula milik Izabela diberikan kepada Lisa.
Empat tahun kemudian, Lisa kembali berlaga di Olimpiade Athena 2004 yang berhasil membawa pulang medali perak di kelas 53 kilogram. Lalu, saat berpartisipasi dalam Olimpiade Beijing 2008, ia menduduki posisi keempat.
Namun, ia kembali diuntungkan karena dalam uji sample doping 2008 yang dilakukan pada 2016 menyatakan hasil Nastassia Novikava (Belarusia), peraih medali perunggu adalah positif. Akibatnya, medali perunggu tersebut dikalungkan kepada Lisa yang saat itu mengangkat total 206 kilogram. Penyerahan medali secara seremonial pada 2017 yang diberikan oleh senior Komite Olimpiade Internasional Rita Subowo dan Ketua KOI 2015-2019 Erick Thohir.
Selain konsisten untuk mengikuti Olimpiade, Lisa juga pernah mendapatkan medali dalam ajang bergengsi lainnya, seperti SEA Games 2001 Kuala Lumpur (meraih perak, kelas 48 kilogram putri), Asian Games 2002 Busan (medali perunggu, kelas 48 kilogram putri), dan Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2006 Santo Domingo (medali perak, 53 kilogram putri).
Pada 14 Januari 2024, Lisa Rumbewas mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Jayapura, Papua. Ia berpulang dalam usia 43 tahun. Ibunda Lisa mengatakan, putrinya sempat mengalami epilepsi yang kambuh pada 6 Januari.
Lisa terjatuh dan sempat tidak sadarkan diri sehingga dibawa ke rumah sakit. Selama di rumah sakit, Lisa juga sempat mengalami kejang cukup parah. Saat ini, lifter putri Lisa hanya bisa dikenang melalui prestasi yang pernah diraih. Peringatan Haornas menjadi momen yang tepat untuk mengenang jasa Lisa bagi dunia angkat besi Indonesia.
RACHEL FARAHDIBA R | PUSPITA AMANDA SARI
Pilihan Editor: Lifter Peraih 3 Medali Olimpiade Lisa Rumbewas Meninggal, Ibunda Cerita Momen-momen Terakhirnya