TEMPO.CO, Jakarta - Juara dunia enam kali MotoGP Marc Marquez mengaku tidak pernah berpikir kariernya akan berakhir setelah mengalami cedera patah tulang di awal musim 2020. Lengan kanannya patah dalam kecelakaan di tahap akhir seri pembuka 2020 di Sirkuit Jerez.
"Ini tentu berat dan sulit baik dari sisi fisik dan mental. Sekitar bulan September, Oktober, saya mengalami fase sangat berat, karena pada periode itu setiap minggu, setiap hari selama berbulan-bulan rasa di lengan saya tidak ada perbaikan," kata dia dikutip dari Motorsport, Kamis, 25 Februari 2021.
Setelah menjalani dua operasi, Marquez memulai perawatan pada infeksi setelah operasi ketiganya pada bulan Desember 2020. Ia mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, meskipun tidak akan mengikuti tes pramusim MotoGP 2021 di Qatar bulan depan.
Baca juga : Tandem Marc Marquez di MotoGP, Pol Espargaro Ungkit Lagi Rivalitas di Moto2
Marc Marquez mengakui titik terendahnya ketika lengannya tidak membaik. Meski begitu, ia tidak pernah berpikir bahwa dia tidak akan bisa balapan lagi. "Itu tidak bertambah buruk, tapi tidak ada perbaikan. Saya merasa ada sesuatu di dalam yang bergerak, saya menjalani banyak pemeriksaan untuk menemukan infeksi itu, tetapi pada analisis dan semua tes yang saya lakukan selalu negatif."
"Ada sesuatu yang tidak beres. Di sisi lain, para dokter mengatakan bahwa saya harus menunggu. Itu fase yang sangat sulit. Setelah operasi ketiga, saya berada di rumah sakit selama 10 hari. Sejak itu, saya mulai membuat beberapa langkah yang membuat saya berusaha untuk selalu optimis. Saya tidak pernah berpikir saya tidak akan balapan lagi. Saya selalu memikirkan kapan balapan berikutnya, kapan tes berikutnya."
Marquez akan menjalani pemeriksaan pada pertengahan Maret mendatang. Ia juga tidak menutup kemungkinan untuk mengikuti seri pertama MotoGP 2021 di Qatar pada 28 Maret. Ia menyerahkan keputusan akhir pada para dokternya.