Bagi Fania, PON Papua akan menjadi panggung pertama dan terakhirnya mengingat batasan umur yang telah ditentukan oleh Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia Sulawesi Tengah. Batasan umur membuatnya tidak dapat mengikuti PON XI berikutnya.
Meski demikian, ia tetap bersyukur karena jalan yang ia lalui mendapat dukungan semua pihak, mulai dari keluarga, suami, teman termasuk rekan-rekan kerjanya di Universitas Tadulako. Bahkan, pihak Universitas Tadulako mengizinkan dia cuti untuk mengikuti PON Papua. Dengan begitu, ia dapat mengeluarkan seluruh tenaga, kemampuan dan memberikan yang terbaik untuk target medalinya.
Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Tengah, Edison Ardiles, menyatakan cabang karate merupakan salah satu cabang olahraga yang diandalkan. Cabang olahraga ini punya target menyumbang medali dalam PON XX Papua
"Ada tiga cabang olahraga, yaitu karate, taekwondo dan binaraga. Atlet pada tiga cabang olahraga tersebut merupakan atlet-atlet yang kerap bertanding di ajang nasional, bahkan langganan mewakili Indonesia di tingkat internasional, seperti SEA Games dan Asian Games tahun 2018 lalu," kata Edison.
KONI Sulawesi Tengah pun telah menyiapkan berbagai hadiah dan bonus bagi atlet-atlet yang berhasil meraih medali dalam ajang PON Papua. Hadiah dan bonus tersebut diberikan oleh Pemerintah Provinsi Sulteng, pemerintah daerah asal atlet dan PT Pembangunan Sulteng yang merupakan Perusahaan Daerah (Perusda) Pemprov Sulteng.
"Bagi atlet yang meraih medali emas, bakal mendapat hadiah Rp 250 juta dari pemerintah provinsi. Rumah subsidi juga disiapkan oleh PT Pembangunan Sulteng bagi atlet yang meraih medali emas. Bonus dari tiap pemerintah daerah asal atlet berbeda-beda," kata Edison. PON Papua bakal digelar di empat daerah, yaitu di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika dan Merauke.
Baca juga : Di PON Papua 2021, Atlet Renang Bekasi Ini Ditarget Raih 10 Medali Emas