TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Dewan Tinju Dunia (WBC) Mauricio Sulaiman bakal memerintahkan Tyson Fury untuk melakukan duel melawan penantang wajib Dillian Whyte. Fury baru saja mengalahkan Deontay Wilder untuk merebut kembali sabuknya akan melawan Whyte yang berstatus pmegang gelar sementara WBC.
Fury mempertahankan gelar pada 9 Oktober lalu. Ia mengatasi dua knockdown untuk mencetak kemenangan KO di ronde kesebelas dari pertarungan triloginya dengan Deontay Wilder.
Whyte dijadwalkan bertarung pada 30 Oktober untuk berduel melawan Otto Wallin. Pertarungan itu dibatalkan ketika Whyte terpaksa mundur karena cedera bahu. Whyte terakhir kali bertarung pada bulan Maret lalu. Saat itu, ia meraih kemenangan dalam pertandingan ulangnya dengan Alexander Povetkin.
Dillian Whyte. (Instagram/@teambodysnatcher)
WBC sebelumnya memberi Fury waktu 30 hari untuk menegosiasikan jadwal tinju unifikasi divisi penuh dengan juara WBO, WBA, IBF, IBO Oleksandr Usyk. Namun, pertarungan itu tidak mungkin karena Usyk secara kontrak terikat dengan pertandingan ulang dengan Anthony Joshua pada awal 2022.
The Gipsy King memiliki satu alternatif untuk melawan Dillian Whyte. "Perintah WBC sangat jelas, bahwa pemenang Fury vs Wilder memiliki waktu satu bulan untuk mencoba mengamankan unifikasi pamungkas melawan Usyk, yang mengalahkan Joshua," kata Sulaiman kepada Talk Sport.
“Jika mereka tidak mampu melakukan itu, maka WBC akan berjalan dengan pertarungan wajib melawan juara sementara. Kami telah menerima dari British Boxing Board of Control sertifikasi medis bahwa Whyte tidak bisa melawan Wallin karena cedera. Jadi kami akan melakukan apa yang kami janjikan, itulah cara kami bergerak maju,” kata Mauricio Sulaiman.
BOXINGSCENE | TALKSPORT
Baca juga : Kalah dari Tyson Fury, Deontay Wilder Dianggap Tak Tahu Cara Gerakan Kepala