Berpindah cabang olahraga pastinya tak semudah membalik telapak tangan, apalagi dari nomor voli duduk ke balap kursi roda yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda.
Awalnya, Nina mengaku sempat menemui kesulitan di balap kursi roda sehingga membutuhkan waktu untuk penyesuaian.
Lambat laun, Nina menemukan titik temu di antara kedua olahraga itu, yakni sama-sama mengandalkan kekuatan tangan.
"Awalnya kesulitan. Tapi kalau voli duduk kan juga pakai tangan dan ini pun (balap kursi roda) olahraga pakai tangan. Jadi tetep mudah, tapi ya adaptasi juga," ungkapnya.
Selain itu, nuansa personal kompetitif di balap kursi roda juga lebih kentara karena bermain secara perseorangan, sedangkan di voli duduk bermain secara beregu.
Perjuangannya ternyata membuahkan hasil manis. Nina langsung menggondol seluruh medali emas sekaligus pada tiga kelas yang diikutinya di Pekan Paralimpik Nasional XVI Papua (Peparnas Papua).
Bahkan, Nina juga berhasil memecahkan rekornas di tiga nomor tersebut, yakni 100, 200, dan 400 meter T54 putri.
Pada nomor 100 meter T54 putri, Nina mencatatkan waktu tercepat, yakni 18,52 detik, menyalip rekornas Dina Rulina pada Peparnas 2016 di Jawa Barat dengan waktu 21,92 detik.
Pada nomor 200 meter T54 putri, Nina mencatatkan waktu 33,44 detik, mengalahkan rekornas yang dicetak Mulyani dari Kalimantan Selatan pada 36,69 detik pada Peparnas 2016.
Demikian pula pada nomor 400 meter T54 putri, dara kelahiran Medan, 8 Agustus 1998 iti juga mencatat rekornas dengan waktu terbaik, yakni 1 menit 07,49 detik.
Selanjutnya: Bidik Paralimpiade Paris 2024