Pada debutnya di Peparnas, prestasi Nina terbilang gemilang. Penyerahan medali pun diberikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
Nina tak menyangka, sekaligus bangga mendapatkan kehormatan pengalungan medali nomor 200 meter T54 oleh Menko Polhukam.
"Bangga sih. Kan awalnya mau pengalungan medali sama pelatih. Tapi katanya ada menteri mau ini, ngalungin. Ya kaget sih," ujar mahasiswi Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna (STOK Bina Guna) Medan itu.
Torehan prestasi Nina juga mendapatkan apresiasi dari Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang turut menyaksikan langsung final balap kursi roda 200 meter di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Jumat (12/11) kemarin.
Meski langsung menggondol tiga medali, sekaligus pecah rekornas, Peparnas Papua tentu belumlah puncak impian Nina.
Nina masih punya mimpi untuk bisa tampil di Paralimpiade Paris pada 2024. Berbagai persiapan pun akan terus dilakukannya demi meraih tiket ke ajang bergengsi dunia itu.
Selepas Peparnas, Nina langsung mengikuti pelatnas di Solo, Jawa Tengah, sehingga tak sempat pulang dulu ke kampung halaman.
Meski demikian, Nina percaya bahwa doa kedua orang tua akan terus menyertai setiap langkahnya demi meraih prestasi yang lebih tinggi.
Nina adalah sosok yang patut menginspirasi banyak penyandang disabilitas lainnya untuk tidak berkecil hati dan tetap bersemangat dalam menjalani hidup.
Keterbatasan tidak boleh menghalangi siapapun untuk meraih mimpi dan prestasi. Buktinya, Nina Gusmita dan Peparnas Papua dengan torehan medali bergengsi dan lahirnya atlet-atlet berprestasi.
Baca Juga: Kesan Jokowi Setelah Jajal Sirkuit Mandalika
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.