Dengan tekadnya yang kuat, Nina terus memfokuskan diri untuk kesembuhannya agar bisa segera mengejar mimpinya, yakni mencetak prestasi di olahraga.
Alhasil, setelah tujuh bulan menjalani pemulihan, Nina langsung memutuskan untuk berlatih kembali.
Pertama bergabung dengan NPC pada 2016, Nina awalnya terjun di nomor lempar cakram di cabang olahraga atletik, namun tidak berapa lama pindah ke cabang voli duduk.
Kala itu, Nina melirik peluang karena cabang voli duduk tengah mencari pemain. Jadilah sulung dari tiga bersaudara itu menekuni voli duduk medio 2017-2018.
Pada 2017, tim voli duduk tengah disiapkan untuk ASEAN Para Games di Malaysia di tahun yang sama. Namun, cabang olahraga itu tidak jadi dipertandingkan karena kekurangan negara peserta.
Setahun kemudian, Nina bersama tim voli berlaga di Asian Para Games 2018 di Jakarta-Palembang, tetapi harus menelan kekalahan.
Pada 2019, Nina pun sudah bersiap menghadapi ASEAN Para Games 2020 di Filipina. Lagi-lagi, voli duduk batal dipertandingkan karena kekurangan negara peserta.
Sebelum tanding voli duduk di Asian Para Games 2018, sebenarnya Nina sempat ditawarin bergabung ke balap kursi roda, tapi kala itu belum berminat.
Baru setelah melihat peluang voli duduk sering tak dimainkan akibat kurang peserta, Nina akhirnya memantapkan diri kembali ke atletik dengan spesialisasi balap kursi roda dan masuk pelatihan nasional (pelatnas).
Kini, Nina sudah merasa nyaman dan mantap untuk menekuni balap kursi roda. Apalagi, setelah meraih tiga medali, sekaligus pemecahan rekor nasional di Peparnas Papua.
Selanjutnya: Hat-trick medali emas