TEMPO.CO, Jakarta - Ketika ingatan kembali tentang Olimpiade 1988 di Seoul, banyak penggemar olahraga yang memperbincangkan Ben Johnson, seorang pelari asal Kanada, yang tersandung kasus doping.
Ben Johnson terus terkait erat dengan Olimpiade 1988 karena dia terbukti melakukan tindakan kontroversial, yaitu menggunakan doping untuk meningkatkan kekuatannya saat bersaing dalam perlombaan lari.
Dalam laporan dari International Olympic Committee, disebutkan bahwa Johnson berkompetisi dalam nomor lari 100 meter dalam Olimpiade 1988. Dalam nomor yang sangat prestisius itu, Johnson berhasil meraih medali emas dan mencatatkan waktu luar biasa, yakni 9,79 detik.
Namun, setelah berhasil memenangkan medali emas dengan waktu yang mencolok tersebut, International Olympic Committee mengumumkan bahwa Johnson dinyatakan positif menggunakan doping yang mengandung zat stanozolol.
Sebagai hasil dari temuan ini, medali emas yang dimenangkan oleh Johnson akhirnya dicabut dan diberikan kepada pelari Amerika Serikat, Carl Lewis, yang sebelumnya meraih medali perak.
Setelah terbukti menggunakan doping selama Olimpiade 1988, Johnson menghadapi banyak larangan berpartisipasi dalam sejumlah kompetisi atletik.
Meskipun ia mencoba berkompetisi kembali dalam Olimpiade 1992 di Barcelona, Johnson gagal lolos ke babak final. Sejak kasus dopingnya terungkap, performa Johnson telah menurun drastis dan ia hampir tidak pernah bertanding di tingkat internasional.
Setelah pensiun dari dunia lari, Johnson mengumumkan bahwa ia akan menjadi pelatih kebugaran untuk Diego Maradona. Saat itu, Maradona sedang dalam proses pemulihan dari kecanduan narkoba dan menghadapi masalah berat badan berlebihan. Johnson berhasil membawa fisik Maradona kembali ke kondisi prima setelah menjalani program pelatihan yang intensif di York University.
Selain itu, Johnson juga menerima tawaran dari Muammar Khadafi, diktator Libya. Johnson diminta oleh Khadafi untuk melatih fisik Al-Saadi Khadafi, putra Khadafi yang akan bergabung dengan klub sepak bola. Akhirnya, Al-Saadi Khadafi bergabung dengan Peruggia, tetapi sayangnya, ia hanya bermain satu kali karena dinyatakan positif menggunakan narkoba dan akhirnya diskors. Nama Johnson sebagai atlet yang terlibat dalam doping akhirnya tenggelam.
RYZAL CATUR ANANDA SANDHY S | EIBEN HEIZAR
Pilihan editor: 10 Hukuman Akibat Doping di Liga Italia: Dari Pep Guardiola, Edgar Davids hingga Jaap Stam