Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Daftar Negara yang Pernah Dilarang Tampil di Olimpiade

image-gnews
Ilustrasi Olimpiade Tokyo. REUTERS/Fabrizio Bensch
Ilustrasi Olimpiade Tokyo. REUTERS/Fabrizio Bensch
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Olimpiade merupakan ajang olahraga internasional yang paling bergengsi dengan mempertemukan atlet-atlet terbaik dari seluruh penjuru dunia untuk berkompetisi dalam berbagai cabang olahraga. Namun, sepanjang sejarahnya, ada beberapa negara yang mengalami larangan berpartisipasi dalam Olimpiade.

Larangan ini biasanya terkait dengan alasan politik, konflik, atau pelanggaran aturan olahraga yang dianggap serius oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Berikut adalah beberapa contoh negara yang pernah dilarang tampil di Olimpiade beserta penjelasan terkait larangan tersebut.

1. Jerman, Austria, Hungaria, Bulgaria, dan Turki

Larangan pertama yang signifikan dalam sejarah Olimpiade terjadi pada Olimpiade Musim Panas 1920 yang diadakan di Antwerpen, Belgia. Pada perhelatan ini, beberapa negara, termasuk Jerman, Austria, Hungaria, Bulgaria, dan Turki dilarang berpartisipasi. Larangan ini diberlakukan sebagai konsekuensi langsung dari peran dan keterlibatan mereka dalam Perang Dunia I.

Penjatuhan sanksi ini merupakan langkah untuk menunjukkan ketidakpuasan terhadap negara-negara yang terlibat dalam perang dan untuk menghindari kemungkinan ketegangan politik dalam perhelatan olahraga internasional. Larangan tersebut juga mencerminkan usaha untuk memulihkan dan menjaga semangat persatuan serta kedamaian yang menjadi inti dari filosofi Olimpiade.

2. Jerman dan Jepang

Larangan terhadap Jerman tidak berhenti di Olimpiade 1920. Negara ini juga dilarang berpartisipasi dalam Olimpiade 1924 di Paris sebagai kelanjutan dari larangan sebelumnya. Ketidakpuasan terhadap Jerman tidak hanya berdampak pada Olimpiade 1920 dan 1924, tetapi juga pada Olimpiade Musim Panas 1948 di London.

Pada 1948, Jerman dan Jepang dilarang ikut serta sebagai akibat dari peran mereka dalam Perang Dunia II serta kehancuran yang ditimbulkan oleh perang tersebut. Larangan ini menandai upaya komunitas internasional untuk mengatasi dampak dari konflik global yang baru saja berlalu dan untuk menegaskan kembali komitmen terhadap perdamaian dan stabilitas melalui ajang olahraga.

3. Afrika Selatan dan Zimbabwe

Afrika Selatan mengalami larangan partisipasi dalam Olimpiade dari 1964 hingga 1992 sebagai respons terhadap kebijakan segregasi rasial yang diterapkan oleh rezim apartheid. Larangan ini merupakan bentuk penolakan terhadap kebijakan diskriminatif yang melanggar prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan yang dijunjung tinggi oleh Olimpiade.

Selain itu, pada 1972, Zimbabwe, yang pada waktu itu dikenal sebagai Rhodesia, juga dilarang ikut serta dalam Olimpiade Munich. Larangan ini diterapkan sebagai reaksi terhadap tekanan internasional dan protes terhadap kebijakan pemisahan ras yang diterapkan di negara tersebut, menunjukkan bahwa komunitas internasional menolak segala bentuk diskriminasi rasial.

4. Afghanistan

Pada 2000, Afghanistan dilarang berpartisipasi dalam Olimpiade Melbourne akibat kebijakan pemerintah Taliban yang sangat membatasi hak-hak perempuan. Pemerintah Taliban mengimplementasikan kebijakan yang secara drastis membatasi partisipasi perempuan dalam olahraga dan kehidupan publik, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Olimpiade mengenai kesetaraan dan hak asasi manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika Taliban kembali berkuasa di Kabul, atlet Afghanistan diizinkan untuk berkompetisi di Olimpiade, tetapi bukan di bawah bendera Taliban. Sebaliknya, mereka bertanding di bawah bendera merah, hijau, dan hitam dari Republik Islam Afghanistan, yang telah digulingkan oleh Taliban pada tahun 2021.

5. Kuwait

Pada Oktober 2015, Kuwait mengalami skorsing dari Komite Olimpiade Internasional akibat campur tangan pemerintah dalam urusan komite Olimpiade nasional mereka. Sebagai akibat dari skorsing ini, atlet Kuwait tidak bisa bertanding di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 di bawah bendera nasional mereka.

Sebagai solusi, mereka berkompetisi sebagai atlet Olimpiade independen di bawah bendera Olimpiade, yang menunjukkan langkah IOC dalam mempertahankan integritas organisasi dan kebebasan komite Olimpiade nasional dari intervensi pemerintah.

6. Korea Utara

Pada Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, Korea Utara dilarang berpartisipasi karena keputusan mereka untuk mundur dari Olimpiade Tokyo 2020 dengan alasan kekhawatiran terkait Covid-19, yang dianggap melanggar Piagam Olimpiade. Keputusan ini menunjukkan ketegasan IOC dalam menegakkan aturan dan menjaga keselamatan serta integritas acara olahraga internasional, meskipun dalam situasi yang kompleks dan penuh tantangan.

7. Rusia dan Belarusia

Meskipun Rusia tidak sepenuhnya dilarang dari Olimpiade 2016, banyak atlet Rusia dilarang berkompetisi di Rio de Janeiro akibat skandal doping yang melibatkan dukungan negara. Larangan ini juga diterapkan pada Olimpiade Musim Dingin 2018 dan Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo. Untuk Olimpiade 2024 di Paris, Rusia dan Belarusia dilarang berpartisipasi karena keterlibatan mereka dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Pada Olimpiade 2024, hanya 15 atlet dari Rusia dan 18 atlet dari Belarusia yang diizinkan berkompetisi sebagai "Atlet Netral Individu" (AIN), menunjukkan bagaimana IOC mengatur partisipasi dalam konteks politik dan konflik global yang sedang berlangsung.

Larangan-larangan ini mencerminkan bagaimana olahraga, meskipun sering dianggap sebagai arena netral, tidak dapat sepenuhnya terpisah dari dinamika politik dan sosial yang lebih luas. Setiap larangan mencerminkan upaya untuk menegakkan prinsip-prinsip Olimpiade dan mempromosikan perdamaian, keadilan, dan integritas dalam kompetisi internasional.

IDA ROSDALINA | ANTARA

Pilihan Editor: Cara Nonton Live Streaming Olimpiade Paris 2024

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Sebut Perlunya Variasi Olahraga agar Manfaatnya Lebih Maksimal

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga/Asics
Pakar Sebut Perlunya Variasi Olahraga agar Manfaatnya Lebih Maksimal

Kombinasi olahraga kardio, latihan kekuatan, dan latihan keseimbangan penting dilakukan karena ketiganya saling mendukung. Simak penjelasan pakar.


Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei Tewas Usai Dibakar Pacarnya

3 hari lalu

Rebecca Cheptegei dari Uganda selama final maraton putri Atletik Kejuaraan Atletik Dunia di Pusat Atletik Nasional, Budapest, Hungaria, 26 Agustus 2023.REUTERS/Dylan Martinez
Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei Tewas Usai Dibakar Pacarnya

Pelari olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei meninggal pada usia 33 tahun karena kegagalan beberapa organ setelah menderita luka bakar 80 persen


Menara Eiffel akan Dipasang Cincin Olimpiade Permanen , Keluarga Perancangnya Menentang

4 hari lalu

Cincin Olimpiade di menara Eiffel menjelang Olimpiade Paris 2024. REUTERS/Abdul Saboor
Menara Eiffel akan Dipasang Cincin Olimpiade Permanen , Keluarga Perancangnya Menentang

Menara Eiffel, yang telah menjadi simbol Paris dan Prancis, memiliki makna yang lebih luas daripada organisasi tertentu.


Biasakan Olahraga Pagi Hari dan Dapatkan Manfaat Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi dua orang sedang berolahraga (Sumber: freepik)
Biasakan Olahraga Pagi Hari dan Dapatkan Manfaat Berikut

Olahraga pagi tidak hanya membantu menurunkan berat badan namun memiliki banyak manfaat kesehatan lain yang mungkin memotivasi untuk bangun pagi.


Paus Fransiskus dan Jejak Kedekatan dengan Olahraga Balap MotoGP, Formula 1, hingga Formula E

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kanan) memperkenalkan Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih untuk masa bakti 2024-2029 Prabowo Subianto kepada Pemimpin Takhta Suci Vatikan Sri Paus Fransiskus sebelum upacara penyambutan di Istana Merdeka, Jakarta, 4 September 2024. ANTARA/Muhammad Adimaja
Paus Fransiskus dan Jejak Kedekatan dengan Olahraga Balap MotoGP, Formula 1, hingga Formula E

Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus sedang berada di Indonesia sejak Selasa, 3 September 2024. Menaruh perhatian pada olahraga balap.


Paus Fransiskus Bilang Olahraga Adalah Metafora Kehidupan, Apa Maknanya?

4 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus saat tiba di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 4 September 2024. Kunjungan ini sudah direncanakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun sempat tertunda karena pandemi Covid-19. TEMPO/Subekti
Paus Fransiskus Bilang Olahraga Adalah Metafora Kehidupan, Apa Maknanya?

Paus Fransiskus menyoroti tiga aspek penting dalam olahraga yang membantu pematangan jiwa manusia. Apa saja?


Melihat Pandangan Paus Fransiskus di Dunia Olahraga, Bicara Kesederhanaan Atlet hingga Semangat Persaudaraan

5 hari lalu

Paus Fransiskus saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, 3 September 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
Melihat Pandangan Paus Fransiskus di Dunia Olahraga, Bicara Kesederhanaan Atlet hingga Semangat Persaudaraan

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi momen bersejarah untuk umat Katolik Indonesia. Apa opininya soal olahraga?


Tips Olahraga Saat Masuki Menopause

7 hari lalu

Ilustrasi wanita lansia. Pexels/Marcus Aurelius
Tips Olahraga Saat Masuki Menopause

Olahraga dapat menjadi alat untuk membangun ketahanan terhadap perubahan yang terjadi ketika masa menopause.


PBB Kucurkan Rp1,5 T untuk Atasi Krisis Kemanusiaan di 10 Negara

8 hari lalu

Logo PBB terlihat di jendela di lorong kosong di markas besar PBB selama debat tingkat tinggi Majelis Umum PBB ke-75 di New York, AS, 21 September 2020. REUTERS/Mike Segar
PBB Kucurkan Rp1,5 T untuk Atasi Krisis Kemanusiaan di 10 Negara

Dana Tanggap Darurat Pusat ini untuk mengatasi kekurangan dana yang kritis dalam penanganan keadaan darurat kemanusiaan di beberapa negara.


Kampung Atlet Cina Peraih Medali Emas Olimpiade Quan Hongchan Jadi Destinasi Wisata

9 hari lalu

Quan Hongchan, asal Cina, merebut medali emas loncat indah menara 10 meter di Olimpiade Tokyo, 5 Agustus 2021. REUTERS/Marko Djurica
Kampung Atlet Cina Peraih Medali Emas Olimpiade Quan Hongchan Jadi Destinasi Wisata

Karena banyak peminatnya, agen perjalanan telah memperkenalkan paket tur satu hari ke kampung halaman Quan Hongchan seharga Rp126 ribu.