Schooling juga menempa karier di luar negeri, walau dengan alasan yang berbeda dari Carlos Yulo. Dia mengembangkan karier renang di Amerika Serikat yang memang inkubator sempurna untuk lahirnya perenang dunia, atas alasan ketiadaan lingkungan kompetitif renang di negaranya.
Sebaliknya, Yulo mengembangkan karier di luar negeri karena dukungan yang minim dari negara sendiri. Tetapi dengan cara itu mereka berhasil menembus hal yang sebelumnya tak bisa ditembus.
Mereka juga menegaskan fakta bahwa kisah sukses seorang atlet sering menginspirasi atlet besar lainnya. Dan inilah yang terjadi pada Carlos Yulo.
Sukses emas Yulo sendiri menginspirasi rekan-rekannya yang masih berkompetisi dalam Olimpiade Paris 2024. Filipina masih mendapatkan peluang medali dari tinju putri dan angkat besi.
Tapi, sepertinya tinju putri menjadi peluang medali paling realistis, walau emas Olimpiade pertama mereka tiga tahun lalu disumbangkan angkat besi putri.
Dua petinju putri Filipina saat ini sedang berebut tiket final yang akan memastikan mereka mendapatkan minimal medali perak.
Mereka adalah Aira Villegas dalam semifinal kelas terbang, dan Nasty Petecio dalam semifinal kelas bulu.
Saat ini Filipina telah melampaui negara-negara Asia Tenggara lain termasuk Indonesia, dalam daftar perolehan medali. Ini pertama kalinya bisa mereka lakukan dalam ajang Olimpiade.
Tambahan satu medali emas bisa membuat Filipina menyamai pencapaian Thailand pada Olimpiade Rio yang mengumpulkan tiga medali emas.
Namun, dua lifter dan atlet-atlet panjat tebing andalan membuat Indonesia masih sangat berpeluang memupus Filipina sebagai yang terbaik di Asia Tenggara.
Yang pasti, Filipina, dengan formulanya sendiri, khususnya tekad besar atletnya untuk menjadi yang terbaik, telah memberikan tantangan serius kepada negara-negara Asia Tenggara lain, termasuk Indonesia.
Pilihan Editor: Olimpiade Paris 2024: Tim Bulu Tangkis Indonesia Jadi Korban Pencurian, Uang Sekitar Rp 950 Juta Raib