TEMPO.CO, Jakarta - Pemain bulu tangkis tunggal putra Indonesia, Simon Santoso, siap memulai musim depan dengan menetapkan sebuah fokus: lolos kualifikasi Olimpiade Rio de Janeiro 2016. ”Mudah-mudahan (saya bisa mencapainya),” kata Simon melalui pesan pendek kepada Tempo, Selasa, 30 Desember 2014.
Berdasarkan dokumen Sistem Kualifikasi Olimpiade Rio yang diunggah di situs Tim Olimpiade Australia, jumlah kuota atlet tunggal putra pada Olimpiade Rio 2016 adalah 34 orang, termasuk tiga untuk undangan dan satu buat tuan rumah. Peringkat dunia Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) per 5 Mei 2016 akan digunakan untuk menentukan atlet yang masuk kuota.
”Kalau bisa terus mencapai semifinal atau final di lima turnamen superseries premier dan tujuh turnamen superseries tahun depan, Simon bakal aman,” ujar Kepala Pelatih Tunggal Putra Pemusatan Latihan Nasional Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Hendry Saputra Ho melalui sambungan telepon.
Jika diperlukan, kata Hendry, Simon akan bermain di turnamen yang tingkatnya di bawah superseries, seperti grand prix gold, agar poin yang ia peroleh semakin banyak.
Menurut Hendry, Simon sudah bugar setelah beberapa bulan belakangan didera penyakit demam berdarah dan gangguan fungsi hati, yang sempat memaksanya batal bertanding di Asian Games Incheon 2014. ”Soal teknik bermain, saya sama sekali tidak khawatir. Memang pemulihannya agak lama. Tapi sekarang Simon sudah bisa diberi beban latihan maksimal. Simon sudah tidak memiliki hambatan lagi,” ujarnya.
Sebenarnya, kata Hendry, kondisi Simon sudah pulih sejak dia mengikuti turnamen Superseries Hong Kong Terbuka, November lalu. Tapi dia belum bisa bermain maksimal. Akibatnya, Simon langsung kandas di babak pertama.
Selanjutnya: Program Simon pada 2015