TEMPO.CO, Yogyakarta – Lomba lari Jogja Marathon menempuh jarak 42 kilometer, 21,1 kilometer, 10 kilometer, dan 5 kilometer di Daerah Istimewa Yogyakarta melintasi pedesaan. Sebanyak 6.210 pelari mengikuti lomba ini, termasuk 11 atlet internasional serta salah satu pelari nasional, Agus Prayogo, pada 23 April 2017.
Lomba lari ini mengambil lokasi start dan finis di kawasan Candi Prambanan. Beberapa kecamatan dan 13 desa akan dilintasi para peserta lomba. “Melintasi desa-desa wisata dan beberapa candi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Aris Riyanta, Rabu, 12 April 2017.
Candi yang dilintasi para pelari adalah Candi Prambanan dan Candi Plaosan serta Monumen Taruna. Kegiatan ini akan masuk kalender tahunan maraton internasional. Para pelari dari luar negeri antara lain datang dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat. Mereka merupakan penggemar lari.
”Adanya event seperti ini otomatis meningkatkan kunjungan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Mayoritas peserta justru dari luar daerah,” kata Aris.
Rudi As Aturrida, penyelenggara Mandiri Jogja Marathon, menyatakan total hadiah ada sebanyak Rp 783 juta. Di segmen 42 kilometer, hadiah pertama, baik putra maupun putri, sebesar Rp 50 juta. Hadiah kedua dan ketiga masing-masing Rp 25 juta dan Rp 15 juta. “Ini merupakan ajang lari maraton yang bisa mengangkat prestasi atlet dan peningkatan kunjungan pariwisata,” ujarnya.
Adapun juara pertama untuk kategori 21,1 kilometer sebesar Rp 25 juta, kemudian juara kedua masing-masing Rp 15 juta, dan juara tiga sebesar Rp 10 juta. Hadiah untuk putra dan putri sama.
Untuk kategori 10 kilometer dan 5 kilometer tetap mendapat hadiah. Juara pertama kategori 10 kilometer mendapat Rp 15 juta, juara kedua Rp 10 juta, dan juara ketiga Rp 5 juta. Di kelas paling pendek, 5 kilometer, juara pertama mengantongi Rp 10 juta, juara kedua Rp 5 juta, dan juara ketiga Rp 3 juta.
MUH SYAIFULLAH