TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus berkomitmen mendukung perkembangan olahraga pencak silat di Kazakhstan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan mendatangkan pelatih dari Indonesia.
Tahun ini KBRI Astana di Kazakhstan bekerja sama dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Asosiasi Pencak Silat Kazakhstan mendatangkan tiga pelatih silat dari UNY. Mereka adalah Muh. Abdul Haris, Luky Fatur Ramadhan, dan Tri Utaminingsih.
Selama tiga bulan ini, mereka berkeliling di beberapa kota untuk membantu pesilat mempersiapkan diri menghadapi beberapa kejuaraan, termasuk Kejuaraan Pencak Silat Senior Asia ke-7 dan Kejuaraan Terbuka Timur Tengah ke-1 di Dubai pada 7-13 November 2023.
Dalam kejuaran yang diikuti 17 negara tersebut, atlet pencak silat Kazakhstan meraih 1 emas, 3 perak, dan 7 perunggu di Kejuaraan Asia, serta 8 emas, 10 perak, dan 9 perunggu di Kejuaraan Terbuka Timur Tengah ke-1.
“Selamat, akhirnya Kazakhstan merebut medali emas dalam kejuaraan Pencak Silat di tingkat Asia," kata Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan, M. Fadjroel Rachman, dalam rilis yang diterima Tempo, Selasa, 14 November 2023.
Selain mendatangkan pelatih, Indonesia membantu memberikan sarana dan prasarana. Pada 28 November 2022, KBRI Astana telah meresmikan Pencak Silat Corner di Rumah Budaya Indonesia di Astana, Kazakhstan, untuk memudahkan para pesilat mendapatkan referensi terkait pencak silat.
Fadjroel mengatakan kolaborasi dan sinergitas dalam mengembangkan pencak silat di Kazakhstan sebagai upaya soft diplomacy akan terus dikembangkan oleh KBRI Astana dalam meningkatkan citra positif Indonesia di negara akreditasi serta menjadikan Kazakhstan sebagai “ibu kota pencak silat” di Asia Tengah dan Eurasia.
Menurut dia, diplomasi pencak silat sangat penting dilakukan karena orang Kazakhstan, termasuk Tajikistan, sangat suka dengan olahraga bela diri. “Indonesia ingin mempererat hubungan dengan Kazakhstan dan juga Tajikistan melalui pencak silat karena orang Kazakhstan dan Tajikistan menyukai olahraga bela diri," ujarnya.
Selain itu, dia menambahkan, pencak silat sangat penting karena olahraga ini telah diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO sejak tahun 2019. "Juga sedang kita upayakan bersama agar kedepan bisa dipertandingkan di ajang Olimpiade," katanya.
Pilihan Editor: Dubes Fadjroel Rachman Jalankan Diplomasi Pencak Silat di Kazakhstan dan Tajikistan