TEMPO.CO, Jakarta - Serena Williams mengatakan tak punya perasaan negatif terhadap Maria Sharapova menjelang pertandingan mereka pada babak keempat tunggal putri tenis Prancis Terbuka di Roland Garros, Paris, Senin 4 Juni 2018.
Baca: Prancis Terbuka: Bertarung 4 Jam, Djokovic Lolos ke Babak Keempat
Dalam buku otobiografinya, Sharapova membicarakan tentang sosok Williams. “Kurasa Serena membeciku karena menjadi anak kurus yang mengalahkannya, melawan segala rintangan di Wimbledon,” tulis Sharapova dalam buku otobiografinya 2017 berjudul, Unstoppable: My Life So Far.
Williams menggambarkan buku sebagai 100 persen kabar angin dan mengatakan wanita harus mendukung satu sama lain daripada merinci insiden di ruangan kamar ganti pemain.
Dua mantan petenis putri nomor satu dunia ini akan bertemu untuk pertama kali sejak mereka berhadapan pada semifinal Australia Terbuka 2016.
Williams memenangi 18 pertemuan terakhir mereka. Adapun Sharapova hanya dua kali menang dalam 2004.
Sedangkan pertemuan mereka pada final Wimbledon 2004 adalah peristiwa diyakini Sharapova adalah momentum untuk memecahkan dominasi Williams. Saat itu Sharapova mengalahkan Williams sebagai juara bertahan dan unggulan pertama.
“Kurasa dia membenciku karena melihat ia pada saat-saat terendahnya. Tapi, sebagian besar aku pikir dia membenciku karena mendengar dia menangis. Ia tak akan pernah melupakan untuk itu,” Sharapova melanjutkan tulisannya dalam otobiografinya itu.
Williams memberikan tanggapan pertama atas buku dari Sharapova tersebut setelah ia mengalahkan Julia Gorges dua set langsung pada babak ketiga di lapangan tanah liat Roland Garros, Paris.
“Saya pikir buku itu 100 persen desas-desus, yang sedikit mengecewakan,” kata Williams. “Saya telah menangis di kamar ganti pemain berkali-kali setelah kalah dan itulah yang telah saya lihat dilakukan banyak pemain lain.”
“Saya pikir itu normal. Saya pikir jika ada, itu menunjukkan hasrat dan keinginan. Dan, anda tahu, kehenda bahwa anda harus pergi ke lapangan dan melakukan yang terbaik,” Williams melanjutkan.
“Saya pikir apa yang terjadi di sana seharusnya mungkin tetap berada di sana dan tidak perlu membicarakannya dalam caya yang tidak positif di sebuah buku,” Williams menambahkan.
“Saya tidak punya perasaan negatif terhadapnya, yang lagi-lagi sedikit mengecewakan untuk melihat desas-desusnya di buku. Banyak orang selalu mengganggap saya merasakan hal yang berbeda dan itu tidak benar,” Serena menegaskan.
Williams mengatakan setelah punya anak perempuan, ia merasa apa yang ditulis Sharapova tentang dirinya adalah satu hal negatif yang diajarkan. “Jika ada, saya merasa kita harus mendukung satu sama lain. Keberhasilan seorang wanita harus menjadi inspirasi bagi yang lain dan saya telah mengatakan hal itu ribuan kali.”
“Sebagai seorang penggemar, saya ingin membaca buku itu dan sangat senang untuknya. Dan, kemudian buku itu banyak menyinggung diriku. Saya seperti, ‘Oh oke, saya tidak ingin membaca sebuah buku tentang saya dan itu belum tentu benar,’’’ ujar Williams.
“Saya tidak tahu ia sangat mengagumi saya atau sangat terlibat dalam karier saya,” Williams menambahkan.
Williams dan Sharapova memenangi lima gelar juara tunggal putri Prancis Terbuka di antara mereka. Mereka sama-sama tampil sangat meyakinkan pada tiga putaran pertama di Roland Garros kali ini.
Sharapova tampak akhirnya terbebas dari cedera yang menderanya sejak kembali ke lapangan pada April tahun lalu, setelah terbebas dari skorsing doping 15 bulan. Petenis Rusia berusia 31 tahun ini sebelumnya divonis bersalah memakai obat terlarang.
Sedangkan Williams, 36, sudah lama tidak bertanding setelah menjadi seorang ibu pada September alu. Prancis Terbuka baru kompetisi ketiga yang diikutinya sejak Australia Terbuka 2017.
Baca: Prancis Terbuka: Serena Williams, Ratu dari Wakanda
“Ia mungkin menjadi favorit dalam pertandingan ini dan ini lapangan kesukaannya ,” kata Williams tentang pertemuannya dengan Sharapova yang ke-22 kali pada Senin nanti.
BBC | ESPN