TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini di tahun 1956, seorang legenda bulu tangkis Indonesia lahir, dialah Liem Swie King yang meraih banyak prestasi.
Di masa kejayaannya, ia bahkan mendapat julukan The King of Smash lantaran gaya bermain bulu tangkis yang berani, cepat, dan smash kuat.
Pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah ini baru menginjak usia 20-an saat menembus laga final All England 1976. Lawannya di partai puncak turnamen bergengsi ini adalah Rudi Hartono.
King sendiri merupakan atlet generasi pertama yang mendapat beasiswa dari PB Djarum, seperti dikutip dari laman resminya. Kala itu, era tahun 1960-an.
King, sepanjang karirnya, menjuarai tiga kali All England dan juga beberapa gelar bergengsi lainnya, seperti tiga kali ikut membawa tim putra Indonesia meraih juara Piala Thomas dari enam kali di kejuaraan ini.
Kemenangan King atas Rudi yang notabene telah menjuarai All England delapan kali membawa haru baginya. Catatan Majalah Tempo edisi Maret 1978 pada Rudy Kalah, Tapi Menang Untuk Promosi menggambarkan suasana seusai laga berakhir.
King menangis terisak, kepalanya menunduk dalam. “Saya dikasih menang sama Rudi,” katanya.
Kalimat itu yang pertama keluar dari King menjawab pertanyaan pers. Ia cemas, bagaimana tidak, katanya “Ketika masuk lapangan, hati saya masih was-was,” kata King.
“Peluang saya untuk menang tak lebih dari fifty-fifty. Anda lihat sendiri, Rudi seorang pemain yang ulet dan matang,” ungkap King mengingat beberapa pertandingan seniornya itu sebelum masuk laga final.
Kemenangan itu adalah kepantasan bagi King ungkap Rudi kemudian. “Siapa bilang?, King telah bermain dengan baik sekali. Dan ia pantas jadi juara,” bantah Rudi.
Liem Swie King. TEMPO/Dhemas Reviyanto
King memang pernah kalah dari Rudi di laga final. Setelah dua tahun, King jadi juara All England melawan orang yang sama. Karirnya semakin melesat. Banyak trofi dan prestasi diraihnya.
Prestasi ini diakui oleh International Badminton Federation (IBF) yang kini berubah nama, Badminton World Federation (BWF). Nama Liem Swie King masuk dalam Badminton Hall of Fame pada tahun 2002. Kisah hidupnya juga pernah diadaptasi dalam sebuah film berjudul “King” di tahun 2009.
Baca juga: Liem Swie King, Juara All England yang Dikira Penyelundup Lobster
RAHMAT AMIN SIREGAR