TEMPO.CO, Jakarta - Pemain bulu tangkis tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting menilai persaingan di Asian Games 2023 di Hangzhou, Cina, akan berlangsung ketat. Ia tidak akan menganggap enteng lawan pada agenda multicabang terbesar di Asia tersebut.
Menurut tunggal putra peringkat kedua dunia itu, meski kompetisi tersebut hanya sebatas regional namun tingkat gengsi dan tekanan yang ada ia nilai setara dengan turnamen bulu tangkis besutan Federasi Badminton Dunia (BWF).
"Istilahnya seperti pertandingan pada umumnya. Haya mungkin titelnya atau judulnya saja yang berbeda. Jadi memang pola pikirnya saja yang harus jangan terlalu tertekan ya," kata Ginting di Jakarta, Rabu.
Pada ajang yang berlangsung pada 23 September-8 Oktober 2023 itu, cabang olahraga bulu tangkis menargetkan tiga medali emas yang diharapkan datang dari nomor beregu putra, tunggal putra, dan ganda putra.
Ginting yang akan bermain pada dua nomor beregu dan tunggal putra, menjadi salah satu pemain andalan Skuad Merah Putih untuk menambah pundi-pundi emas bagi kontingen Indonesia.
Keputusan pengurus itu ia usahakan agar tidak menjadi beban dan mengganggu pikirannya menghadapi pertandingan yang sengit.
"Saya tidak mau jadikan beban, karena itu bukan hanya untuk pengurus tapi untuk saya pribadi juga. Pastinya ada harapan tinggi di Asian Games. Saya coba semaksimal mungkin saja lah," tuturnya.
Ketatnya persaingan bulu tangkis di Asian Games 2023 juga diprediksi oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky. Menurut pria yang pernah menukangi bulu tangkis Jepang itu, kompetisi di Asian Games akan sama sulitnya seperti pertandingan BWF World Tour.
Hal itu dikarenakan mayoritas pebulu tangkis top dunia berasal dari negara-negara Asia. Sehingga dengan kehadiran mereka di Asian Games sama saja mempersempit peta persaingan dan menjadi pertemuan atlet elit dunia.
"Persaingan justru makin sulit ya. Pemain-pemain elit kan dari Asia semua," kata Rionny.
Pilihan Editor: Asian Games 2023: Bagaimana Kondisi Perut Jonatan Christie?