TEMPO.CO, Jakarta - Atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan, harus pulang dari Asian Games 2023 Hangzhou tanpa raihan medali. Hasil itu ia dapat ketika tampil di kelas 67kg putra pada Minggu, 1 Oktober 2023.
Eko Yuli sejatinya memulai aksinya dengan apik di Xiaoshan Sports Center Gymnasium. Ia berhasil mengangkat beban seberat 145kg pada angkatan snatch. Torehan itu menempatkan Eko Yuli di peringkat dua. Ia hanya kalah dari Chen Lijun (Cina) dengan 150 Kg yang sekaligus memecahkan rekor Asian Games.
Namun, Eko Yuli gagal tampil maksimal di angkatan clean and jerk lantaran gagal mengangkat beban seberat 175 kg dalam tiga kesempatan yang ada. Medali emas Asian Games 2023 cabang olahraga angkat besi kelas 67kg putra pada akhirnya jadi milik Chen Lijun dengan total angkatan seberat 330 Kg (150 snatch, 180 clean and jerk).
Sementara itu, medali perak jadi milik Ri Wonju asal Korea Utara dengan total angkatan 321kg sedangkan medali perunggu diraih Lee Sang-yeon asal Korea Selatan dengan 317kg.
Gagal meraih medali di Asian Games Hangzhou tentu membuat Eko Yuli kecewa. Apalagi ia gagal melanjutkan tren positif di pesta olahraga terbesar se-Asia sejak 2010.
Eko sebelumnya tercatat meraih medali perunggu untuk kelas 62kg putra pada Asian Games 2010 dan 2014 sebelum meraih medali emas pada 2018. Ia memohon maaf kepada masyarakat Indonesia karena gagal tampil maksimal di Asian Games 2023.
“Terima kasih dukungannya dari semua masyarakat Indonesia mohon maaf belum bisa memberikan medali,” ujar dia. “Yang pasti sudah berusaha yang terbaik dan, alhamdulillah, masih dikasih tenaga untuk bisa ngangkat dan mudah-mudahan bisa lebih baik lagi di event mendatang.”
“Ke depannya, pasti persiapan buat Olimpiade. Mudah-mudahan hasil baiknya di Olimpiade nanti,” ujar lifter pemilik dua perak dan dua perunggu Olimpiade itu.
Dalam kesempatan tersebut, Eko juga sedikit mengomentari terkait penampilannya tadi di Xiaoshan Sports Center Gymnasium. Ia membantah bahwa dirinya kehilangan konsentrasi usai angkatan snatch ketiganya dengan beban 148kg didiskualifikasi.
Ia pun menyebut langkah untuk langsung mengambil beban 175kg pada angkatan clean and jerk sebagai sebuah pertaruhan. “Saya tidak terdistraksi. Memang mau bagaimana lagi, mau angkat segitu (148kg) juga masih kalah dari hasil akhir. Sedangkan itu, (175 Kg angkatan clean and jerk) adalah rekor latihan saya. Mau enggak mau, rekor latihan saya jadi angkatan pertama. Gambling-lah.”
Eko Yuli tak mau terlalu banyak berkomentar terkait keputusan untuk turun di kelas 67kg pada Asian Games 2023 meski dirinya punya spesialisasi di kelas 62kg. “Memang persiapannya belum maksimal untuk di kelas ini. Ada sesuatulah yang pasti kenapa saya di kelas 67kg, biar nanti pelatih yang bicara.”
Eko Yuli Irawan dipersiapkan turun di kelas 67kg. Bahkan, ia tampil di kelas itu dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2023 di Arab Saudi bulan lalu. Dalam ajang tersebut, Eko Yuli Irawan finis kedua dengan total angkatan 321 Kg (146 snatch, 175 clean and jerk). Ia hanya kalah dari Chen Lijun yang dapat medali emas.
Pilihan Editor: 1 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Kelompok Suporter Usul Pembentukan Yayasan Keluarga Korban