TEMPO.CO, Jakarta - Tiga wasit asal Indonesia diketahui bertugas di Piala Dunia U-17 2023 sebagai wasit pendukung. Mereka adalah Aprisman Aranda, Thoriq Alkatiri, dan Yudi Nurcahya.
Dilansir dari lamanTransfermarkt, berikut profil singkat ketiga wasit tersebut.
1. Aprisman Aranda
Aprisman Ananda lahir di Padang Panjang. Selama berkarier sebagai wasit, Aprisman telah memimpin berbagai pertandingan, mulai dari pertandingan persahabatan internasional hingga Liga 2 Indonesia.
Selama kariernya sebagai wasit, Aprisman telah menjadi wasit di 88 pertandingan, dengan catatan sebanyak 365 kartu kuning yang dikeluarkan, 13 kartu merah yang berasal dari kartu kuning, 4 kartu merah langsung, dan 28 penalti.
Terbaru, Aprisman memimpin pertandingan Liga 2 Indonesia pada 22 Oktober 2023 lalu dalam laga Persipa melawan Persela dengan catatan 7 kartu kuning dan 1 penalti.
2. Thoriq Alkatiri
Thoriq Munir Alkatiri merupakan salah satu wasit Indonesia yang dikenal karena telah memimpin beberapa pertandingan internasional. Wasit berusia 34 tahun tersebut lahir pada 19 November 1988 di Purwakarta, Indonesia.
Dilansir dari laman Transfermarkt, selama berkarier sebagai wasit, Thoriq telah memimpin sebanyak 122 pertandingan dengan catatan 422 kartu kuning, 16 kartu merah yang didahului kartu kuning, 11 kartu merah langsung, dan 39 penalti.
Dalam statistik tersebut, Thoriq paling banyak memimpin laga di Liga 1 Indonesia dengan total 84 pertandingan.
3. Yudi Nurcahya
Yudi Nurcahya merupakan salah satu wasit senior yang dimiliki oleh Indonesia. Wasit kelahiran Bandung tersebut telah malang melintang di berbagai ajang sepak bola baik domestik maupun nasional.
Selama berkarier sebagai wasit, Yudi telah mencatatkan penampilan sebanyak 96 laga, dengan catatan 333 kartu kuning, 6 kartu merah yang didahului oleh kartu kuning, 2 kartu merah langsung, dan 31 penalti.
Pilihan Editor: FIFA Rilis Daftar 18 Wasit untuk Piala Dunia U-17 2023, 3 Wakil Indonesia Jadi Wasit Pendukung
![Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengumumkan pemulangan barang antik yang dicuri ke Kamboja pada tahun 2022. New York adalah pusat perdagangan manusia yang utama, dan beberapa karya telah disita dalam beberapa tahun terakhir dari museum, termasuk Museum Seni Metropolitan yang bergengsi, dan kolektor [File: Andrew Kelly/Reuters]](https://statik.tempo.co/data/2024/04/27/id_1297740/1297740_720.jpg)
