TEMPO.CO, Jakarta - Carolina Marin berada di puncak podium All England 2024. Ini menjadi gelar keduanya di Utilita Arena Birmingham setelah capaian serupa sembilan tahun lalu.
Sejak itu, ia sudah menjalani dua operasi lutut. Kemenangannya pada hari Minggu, 17 Maret 2024, akan dikenang sebagai kemenangan terbesarnya sejak operasi kedua pada tiga tahun lalu.
Setelah kembali, ia telah mencapai final sejumlah turnamen besar, termasuk Kejuaraan Dunia BWF dan BWF World Tour Finals tahun lalu. Marin meraih posisi terbaik kedua. Namun, usaha itu berbuah di All England.
Lawannya di final edisi 2024 adalah Akane Yamaguchi. Wakil Jepang ini berhasil melewati laga semifinal yang melelahkan selama 82 menit melawan wakil Korea, An Se Young. Pertandingan itu memberi pengaruh besar untuk Akane.
Akane menyerah dengan skor 26-24, 11-1 dengan pertimbangan kondisi fisik. Namun, game pertama memberikan contoh yang cukup tentang keberanian dan kemampuan bertarung Marin kembali terlihat.
Akane sebenarnya memperoleh tiga game point pada kedudukan 20-17. Marin tidak pernah melepaskan serangannya bahkan ketika berada di bawah tekanan, tembakannya akurat dan berbalik unggul. Kalah pada game pertama, masalah fisik Yamaguchi terlihat jelas dan ia berhenti saat jeda.
“Saya merasakan sakit di pinggul kanan saya. Saya baik-baik saja pagi ini. Selama pemanasan saya merasa normal, namun setelah beberapa reli pertama saya mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres," kata Akane dikutip dari BWF.
"Saya hanya melakukan apa pun yang mungkin. Saya berhasil membawanya ke game point, tetapi dari situ saya tidak bisa menembusnya. Mungkin jika saya mengambil game pertama akan lebih sulit bagi saya untuk mengambil keputusan untuk mundur, tapi saya merasa sulit untuk bergerak,” ucap tunggal putri andalan Jepang tersebut.
Adapun Carolina Marin mengaku bahagia menjadi juara All England. "Begitu banyak emosi. Tim saya dan ibu saya di sini. Saya tidak percaya saya memenangkan All England. Saya merasa sangat bangga pada diri saya sendiri, saya pikir saya telah membuat pekan yang luar biasa. Ini bukan tentang kemenangan, tapi ini tentang bagaimana saya terus bekerja selama sepekan," ucap atlet asal Spanyol tersebut.
“Penting untuk terus berjuang sampai akhir. Dia memimpin di game pertama, 20-17, dan saya ingin terus melaju, bukan memikirkan skornya. Seperti yang saya katakan kemarin, jika dia harus mengalahkan saya, dia harus bekerja keras. Inilah yang saya tunjukkan hari ini. Saya tetap fokus pada hal-hal yang harus saya lakukan dalam rencana permainan saya," kata Marin.
Bagi atlet berusia 30 tahun tersebut, menjadi juara pada level Super 1000 sangat berarti. "Itu sangat berarti. Ini bukan tentang kemenangan, ini tentang bagaimana saya tetap fokus selama seminggu pada hal-hal yang ingin saya tingkatkan."
“Ini adalah pekan yang sulit. Di awal minggu saya melakukan percakapan yang sulit dengan pelatih saya tentang hal-hal yang harus saya tingkatkan. Ini tentang melakukan hal yang benar pada saat yang tepat, dan empat pertandingan terakhir sangat sulit, namun secara mental saya sangat fokus pada hal-hal yang ingin saya tingkatkan,” ucap Carolina Marin.
Carolina Marin memeluk ibunya setelah meraih gelar All England 2024. Doc. BWF.