TEMPO.CO, Jakarta - Atlet panjat tebing Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi menceritakan situasi sesaat setelah gagal di Olimpiade Paris 2024. Ia sempat menyesal karena tidak bisa mengalahkan lawannya pada pertandingan perempat final.
"Olimpiade tahun ini menjadi acuan bagi saya untuk berlatih menjadi lebih keras lagi. Setelah kompetisi kemarin itu berpikirnya 'seandainya bisa lebih kencang, seandainya bisa mengibarkan bendera Merah Putih,'" ujar dia saat ditemui di Ruang VVIP Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa, 13 Agustus 2024.
Desak tersingkir di babak perempat final pertandingan speed putri Olimpiade Paris 2024. Atlet kelahiran Buleleng, Bali itu kalah dari wakil Cina Deng Lijuan. Pertarungan berjalan ketat, kecepatan kedua atlet terbilang berimbang. Namun, Deng Lijuan berhasil menekan tombol waktu sedikit lebih cepat. Atlet asal Cina itu mencatatkan waktu 6,363 detik, unggul 0,006 detik dari Desak dengan catatan waktu 6,369 detik.
Hasil tersebut tentu mengejutkan semua pihak karena Desak merupakan salah satu yang paling diandalkan dari cabang olahraga panjat tebing Indonesia. Namanya, selalu disebut dalam setiap momen targeting menjelang Olimpiade Paris 2024. Bahkan, Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid pun mengakui Desak sebagai salah satu ujung tombak tim panjat tebing putri.
Atlet panjat tebing Veddriq Leonardo melakukan selebrasi setelah berhasil meraih medali emas usai final nomor speed panjat tebing Olimpiade 2024 di Le Bourget Sport Climbing Venue, Le Bourget, 8 Agustus 2024. Veddriq berhasil mencatatkan waktu 4,88 detik yang unggul jauh atas Mawem dengan membukukan catatan waktu 5,26 detik. REUTERS/Benoit Tessier
Kendati demikian, penyesalan Desak hanya berlangsung sementara. Ia mengatakan semua kekecewaan yang dirasakan terbayar dengan keberhasilan Veddriq Leonardo meraih medali emas di nomor speed putra. "Akhirnya saya tetap bersyukur karena kekecewaan itu dibayar dengan kemenangan Veddriq."
Bagi Desak, kegagalan itu menjadi pelajaran untuk tampil lebih baik ke depannya. Sebagai debutan, dia mengungkapkan bagaimana perbedaan atmosfer yang dirasakan meski lawan yang dihadapi sama. "Dari sudut pandang kejuaraan (Olimpiade) sama dengan kejuaraan sebelumnya untuk peserta dan tekanan."
"Cuma yang membedakan ini adalah ajang terbesarnya olahraga. Di Paris kemarin memang suporter dari seluruh negara sangat support sekali ke seluruh atlet. Apalagi ketika tuan rumah bertanding, luar biasa dukungannya," kata Desak menambahkan.
Tim Indonesia akhirnya sukses mengemas total tiga medali di Olimpiade Paris 2024 dengan rincian dua emas dan satu perunggu. Dua medali emas disumbangkan atlet panjat tebing Veddriq Leonardo dan lifter Rizki Juniansyah. Sementara satu perunggu diraih tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.
Pilihan Editor: Ketum FPTI Yenny Wahid Optimistis Tatap Olimpiade Los Angeles 2028 Usai Veddriq Leonardo Raih Medali Emas di Paris