TEMPO.CO, Rio de Janeiro - Pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan berhasil melewati rintangan pertama di babak penyisihan Grup D Olimpiade Rio de Janeiro 2016 pada Kamis, 11 Agustus 2016. Kemenangan itu diraih Hendra/Ahsan atas wakil India, Manu Attri/Sumeeth Reddy, dengan skor 21-18, 21-13.
Tampil di pertandingan pertama, Henda/Ahsan masih terlihat berupaya menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan yang berangin. Meski kelas Hendra/Ahsan berada di atas Attri/Reddy, pertandingan berlangsung cukup ketat.
Pada kedudukan game point 20-15 untuk keunggulan Hendra/Ahsan, mereka harus kehilangan tiga angka berturut-turut. Skor pasangan India itu makin dekat, yakni menjadi 18-20.
“Saat itu kami terlalu memaksa terima servis, jadi nanggung. Lapangan memang ada angin sedikit, tapi tidak terlalu menjadi masalah. Tadi kami menerapkan strategi permainan no lob. Di game pertama, kami kalah angin. Jadi lawan enak untuk menyerang,” ujar Hendra kepada www. badmintonindonesia.org.
“Pukulan kami memang belum banyak yang pas di pertandingan pertama ini. Smes saya juga banyak yang enggak pas. Selanjutnya, kami harus lebih bersabar, apalagi lawan-lawan selanjutnya enggak mudah dimatikan,” ucap Hendra, melanjutkan.
Hendra/Ahsan masih harus melakoni dua laga melawan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang) dan Chai Biao/Hong Wei (Cina). Pada laga kedua di penyisihan grup yang berlangsung pada Jumat, 12 Agustus 2016, Hendra/Ahsan akan menantang Endo/Hayakawa. Skor pertemuan diungguli Hendra/Ahsan dengan kedudukan 9-0.
“Hendra/Ahsan sudah lama tidak bertemu dengan Endo/Hayakawa. Jadi rekor dalam pertemuan ini tidak bisa dijadikan sebagai patokan. Bisa saja lawan ada perkembangan. Semua pemain dunia pasti sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi Olimpiade,” ujar Herry Iman Pierngadi, pelatih Hendra/Ahsan.
Menilai penampilan anak didiknya malam ini, Herry berujar, Hendra/Ahsan masih belum tampil 100 persen di pertandingan pertama. Masih banyak pukulan-pukulan yang kurang akurat, seperti tanggung, menyangkut di net, dan sebagainya.
“Di game kedua, barulah kelihatan pola permainan Hendra/Ahsan yang sebenarnya. Mereka lebih tenang, dan kebetulan mendapatkan lapangan yang searah dengan angin. Lawan sudah merasakan ini, dan berjaga di belakang lapangan. Namun Hendra/Ahsan punya banyak variasi bola-bola depan. Mereka juga harus punya variasi pukulan untuk menghadapi pasangan Jepang besok,” tutur Herry.
PBSI | GADI MAKITAN