TEMPO.CO, Jakarta - Michael Van Der Mark seperti 'pulang kampung' saat berlaga di World Superbike (WSBK) di Sirkuit Pertamina Mandalika pekan ini. Pembalap Belanda itu memiliki darah Indonesia dan menyukai banyak masakan Indonesia.
Darah Indonesia yang mengalir di tubuh Michael Van Der Mark berasal dari sang nenek yang berasal dari Ambon. Neneknya itu, Yohana Matitaputty, menikah dengan warga Belanda dan melahirkan Juliet Matitaputty, yang merupakan ibu Van Der Mark.
Pembalap kelahiran 26 Oktober 1992 itu mengungkapkan bahwa ia mendapat sambutan yang hangat serta dukungan dari warga Indonesia, mengetahui ada pembalap keturunan Indonesia di gelaran WSBK akhir pekan ini.
"Mereka melihat Instagram saya dan jumlah follower saya naik dalam beberapa pekan terakhir," ungkap Van Der Mark ketika ditemui di garasi tim BMW Motorrad di Sirkuit Mandalika, setelah sesi latihan bebas, Jumat.
"Saya senang datang ke sini meskipun saya memiliki sedikit darah Indonesia, tapi mereka merasa saya bagian dari mereka, dan seperti yang saya bilang, saya ingin membuat mereka bangga."
Van Der Mark merupakan salah satu pembalap yang cukup kompetitif di ajang WSBK, selalu finis peringkat tujuh besar klasemen selama tujuh musim berkiprah di balap motor sport produksi masal itu.
Berasal dari Gouda, kota kecil di bagian barat Belanda, Van der Mark mengawali kariernya di paddock World Superbike setelah merebut titel kejuaraan Superstock 600 Eropa di musim keduanya pada 2012.
Ia naik ke World Supersport Championship dan butuh dua musim saja untuk merebut gelar juara dunia balap yang berada di satu kelas di bawah WSBK setelah mengoleksi 10 podium dalam 11 balapan, termasuk enam kemenangan.
Memiliki segudang prestasi dan ayah yang seorang pembalap, Van Der Mark sebenarnya tak memiliki keinginan menjadi pembalap di masa kecilnya.
Namun semua itu berubah ketika ia menonton MotoGP Belanda atau Dutch TT di usia 11 tahun.
"Saya di sana duduk di atas bangku M1 milik Valentino Rossi. Dari momen itu dan seterusnya, saya mengatakan kepada ayah saya: 'saya ingin membalap!," ungkap Van Der Mark beberapa waktu lalu.
Van der Mark mengaku ayahnya tak pernah memaksanya untuk menjadi seorang pembalap. "Dia membiarkan saya memutuskan kapan saya ingin memulai."
"Orang tua saya selalu mendukung saya... Saya beruntung didampingi ayah saya dalam beberapa hal karena semua pengalaman yang ia miliki, menemukan sponsor dan semuanya.
Selanjutnya: Bukan dari keluarga berduit...