TEMPO.CO, Jakarta - Juara kelas berat WBC Tyson Fury sangat percaya diri bisa mengalahkan Dillian Whyte ketika keduanya bertarung pada jadwal tinju dunia 23 April 2022. Gelar tinju milik Fury dipertaruhkan dalam duel sesama petinju Inggris yang bakal berlangsung di Stadion Wembley tersebut.
Fury, yang belum terkalahkan, berhasil mematahkan perlawanan Deontay Wilder untuk menjadi juara WBC. Ia akan menghadapi Whyte yang berstatus sebagai penantang wajib setelah kesepakatan untuk melawan juara WBA, WBO, IBF dan IBO asal Ukraina Oleksandr Usyk untuk unifikasi gelar kelas berat sejati berantakan.
Adapun Whyte telah menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar juara dunia sebagai penantang peringkat teratas WBC. "Saya sangat-sangat percaya diri," kata Fury dalam konferensi pers, Selasa, 1 Maret 2022. "Saya sedang tidak membumi, saya sedang berada di atasnya."
“Tidak satu persen pun kemungkinan saya akan kalah dalam pertarungan. Saya tahu saya tidak bisa kalah. Di bagian akhir karier saya, saya harus sangat percaya diri dengan kemampuan yang saya miliki. Jika saya cukup hancur saat dipukul olehnya maka saya tidak pantas menjadi juara kelas berat," ujar Fury
Setelah berbulan-bulan negosiasi yang berlarut-larut, Promotor Fury, Frank Warren, memenangkan penawaran sebesar US$ 41 juta atau Rp 586,5 miliar untuk duel tersebut. Jika menang, Fury akan menerima 80 persen dari nilai tersebut sedangkan Whyte hanya mengantongi 20 persen sisanya.
Whyte tidak menghadiri konferensi pers. Ia memilih untuk tetap berada di kamp pelatihannya di Portugal. Meski begitu, Fury dan Warren mengaku tidak senang dengan ketentuan kontrak. “Kami menandatangani kontrak dan, pada menit terakhir, dia mencoba untuk bernegosiasi ulang,” kata Fury.
"Dia mendapat delapan kali lebih banyak daripada yang didapat Tyson ketika melawan Wladimir Klitschko. Dillian Whyte ada di Portugal, itu memalukan. Dia seharusnya ada di sini. Saya pikir dia akan datang ke sini untuk menjadi bagian dari agenda besar tinju tahun ini."
Tyson Fury melanjutkan, "Dia (Dillian Whyte) tidak pernah terlibat dalam pertarungan sebesar ini, dan kemungkinan tidak akan pernah lagi. Bagi dia, kehadirannya akan mengacaukan kariernya di tinju."
Baca juga : ITF Tangguhkan Keanggotaan Rusia dan Belarusia di Kancah Tenis Dunia