TEMPO.CO, Jakarta - French Open 2022 kembali mengukuhkan status Rafael Nadal sebagai "Raja Lapangan Tanah Liat". Ia merebut gelar ke-14 di Roland Garros, Ahad malam, 5 Juni 2022, dengan mengakahkan Casper Ruud.
Gelar itu diraih dalam usia 36 tahun. Keajaibanya di arena itu dimulai 17 tahun lalu, pada hari ulang tahunnya yang ke-19. Kala itu Nadal sudah membuat hal besar yang jarang dilakukan petenis sebelum dan sesudah dia.
Saat itu, Juni 2005, untuk pertama kalinya dia mengikuti Grand Slam lapangan tanah liat di Prancis dalam French Open.
Di sana dia mengalahkan Roger Federer dalam semifinal untuk menjadi petenis keempat yang mengalahkan si penguasa lapangan tenis era itu setelah Marat Safin, Richard Gasquet, dan David Nalbandian.
Dua hari setelah menumbangkan Federer, dia menaklukkan Mariano Puerta dalam final guna menjadi petenis kedua sepanjang masa setelah Mats Wilander pada 1982 yang menjuarai French Open langsung pada kesempatan pertama.
Dia juga menjadi remaja putra pertama yang menjuarai turnamen Grand Slam setelah Pete Sampras menjuarai US Open 1990 dalam usia 19 tahun.
Itu terjadi saat Casper Ruud yang menjadi lawan Nadal pada final French Open 2022 masih duduk di bangku sekolah dasar, masih berusia tujuh tahun.
Kini, 17 tahun setelah merebut gelar juara French Open pertamanya Nadal tak terlihat rapuh dan ringkih di hadapan petenis yang berusia 12 tahun di bawahnya. Nadal kelahiran 3 Juni 1986, sedangkan Ruud kelahiran 22 Desember 1998.
Rafael Nadal menjuarai French Open, 5 Juni 2022. REUTERS/Benoit Tessier
Di Lapangan Philippe-Chatrier di Roland Garros, Minggu sore 5 Juni 2022 itu, Nadal justru menjadi petenis yang energinya lebih besar dibandingkan dengan Ruud yang belum lama meninggalkan status remajanya.
Ruud takluk 3-6, 3-6, 0-6 kepada Nadal dalam waktu 2 jam 18 menit. Di sini, usia ternyata tidak selalu berhubungan dengan ketahanan fisik. Yang jauh lebih tua bisa lebih kuat dari yang lebih muda.
Tetapi Nadal tidak bersimpuh di lapangan untuk merayakan suksesnya yang ke-14 di Roland Garros.
Tak ada aksi teatrikal. Cuma kedua tangan yang diangkatnya tinggi-tinggi, seperti berulang kali dia lakukan sepanjang karirnya dalam French Open.
Dia menang dengan begitu dominan menghadapi petenis yang baru kali ini masuk final Grand Slam dan sekaligus jebolan akademi tenis yang didirikannya, sampai-sampai tak memberi kesempatan Ruud mendapatkan satu poin pun pada set terakhir.
Tapi itu malah semakin menguatkan warisannya sebagai yang tak tertandingi dalam turnamen Grand Slam tanah liat dan sekaligus tenis.
Dengan menjuarai French Open untuk ke-14 kalinya, Nadal juga memperbanyak koleksi gelar Grand Slamnya menjadi 22.
Itu dua gelar lebih banyak dibandingkan Novak Djokovic dan Roger Federer. Juga, cuma kurang dua gelar dari Margaret Court yang menjadi petenis dengan gelar juara Grand Slam nomor tunggal terbanyak bersama 24 trofi.
Dia juga menjadi juara French Open tertua sepanjang masa yang menjuarai turnamen tenis.
Selanjutnya: The King...