TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Nugroho Setiawan, menanggapi kehadiran anak-anak di dalam stadion. Berdasarkan pengalaman saat menangani berbagai pertandingan sepak bola di Indonesia, ia menyatakan, anak-anak diperbolehkan hadir ke stadion.
"Saya anjurkan anak-anak masuk karena pertandingan main pukul 15.00 atau 17.00 (sore)," kata Nugroho kepada Tempo, Rabu, 5 Oktober 2022. Meski demikian, ia menyarankan agar kehadiran anak-anak di stadion harus mempertimbangkan berbagai aspek dan salah satunya ialah waktu pertandingan.
Nugroho tidak menyarankan anak-anak menonton langsung sepak bola di stadion pada laga malam hari. "Kalau malam sebaiknya dilarang. Karena ada anjuran di mana anak-anak yang berisiko tidak boleh datang," tuturnya.
Di sisi lain, Nugroho menyatakan federasi sepak bola dunia atau FIFA sudah mencanangkan bahwa sepak bola merupakan bagian dari hiburan. "Jadi anak-anak boleh menonton," kata dia.
Nugroho Setiawan merupakan salah satu pemegang lisensi FIFA dan AFC Security Officer. Nugroho juga pernah menjabat Kepala Departemen Infrastruktur, Keamanan, dan Keselamatan federasi sepak bola Indonesia atau PSSI. Ia punya banyak pengalaman mengawal laga-laga besar Liga 1 Indonesia dan laga internasional.
Lebih lanjut, Nugroho menjelaskan setiap aturan yang dibuat oleh FIFA dalam hal pengamanan pertandingan tidak selalu mengikat kepada anggota. Menurut dia, aturan tersebut bersifat generik. "Itu (aturan FIFA) berisi standar minimal," ujar dia.
Oleh sebab itu, ia menilai, setiap anggota bisa mengadopsi penuh aturan FIFA atau menyesuaikan dengan kondisi masing-masing negara. "Jadi aturan FIFA ini menjadi rujukan atau guideline," ujarnya. Meski demikian, ia menuturkan, untuk pertandingan sepak bola yang langsung berada di bawah administrasi FIFA, seperti Piala Dunia, maka wajib menggunakan aturan FIFA.
Dalam tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, korban meninggal tidak hanya menimpa penonton dewasa namun juga ada anak-anak. Tercatat ada 17 anak yang tewas dan 7 lainnya mengalami luka-luka. Anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi usai laga Arema FC vs Persebaya ini kebanyakan berusia antara 12 tahun hingga 17 tahun.
Baca: Sidak Stadion Kanjuruhan, Jokowi: Problemnya pada Pintu yang Terkunci