TEMPO Interaktif , New York – Klub Raket Norcross Selatan, Georgia, berjarak 1.450 kilometer dari Flushing Meadows. Sayup-sayup suara nyanyian "BE-Lieve" memudar. Perjalanan Melanie Oudin sudah sampai akhir, di perempat final Amerika Terbuka. Tapi, dia tetap pahlawan di kampung halamannya.
Gadis 17 tahun itu kalah 6-2, 6-2 dari Caroline Wozniacki asal Denmark di perempat final Amerika Terbuka. Namun, sepak terjang Oudin sebelumnya membuat penonton mengincar tiket pertandingannya, setelah dua bintang tenis Rusia dipecundanginya, yakni Maria Sharapova dan peraih medali emas Olimpiade Beijing Elena Dementieva.
Berangkat ke Flushing Meadows, Oudin dihantarkan oleh 200 pendukungnya dengan bangga. Kini dia pulang membawa cerita dan mungkin telah menunggu sponsor potensial untuk menggemukkan dompetnya sebesar AS$ 1 juta atau Rp 9,9 miliar.
"Apapun hasilnya, dia telah menangkap perhatian para pemasar olahraga," ujar David Carter, direktur eksekutif dari Institut Bisnis Olahraga, University of Southern California, di Los Angeles. "Asalkan dia menangani dirinya sendiri dengan baik, terus ikut kompetisi tenis dan tidak berlebihan terekspos, 15 menit ketenarannya pasti akan diperpanjang," ujar Carter.
Dijuluki "Little Miss Upset”, "Comeback Queen", dan "Queen of Queens" oleh media Amerika, Oudin punya peluang untuk meningkatkan pendapatannya sampai AS$ 1 juta. “Itu berdasarkan potensi-nya,” kata Simon Chadwick, profesor strategi bisnis olahraga dan pemasaran di Universitas sekolah Bisnis Coventry, Inggris.
"Oudin tidak akan menarik dukungan mega-dolar hanya karena penampilan-nya di Amerika Terbuka," ujar Chadwick dalam sebuah wawancara. "Sponsor dan dukungan mitra-nya akan melihat kualitas dan karakteristik yang ditampilkan Oudin dalam jangka panjang.”
Sementara di bagian belakang bangunan dengan aksen tembok bata merah di Norcross, terlihat mobil-mobil stasiun televisi berjejal di area pakir. Nyamuk berita itu berebut tempat di depan klub raket itu. Di dalam gedung, sekitar 150 pendukung berkumpul untuk pesta prasmanan dan dihibur oleh tarian dari gadis lokal. Oudin telah keluar dari klub yang membesarkannya selama dua tahun, kemudian bersama Brian de Villiers, pelatihnya selama delapan tahun. Kini dia menduduki peringkat 70 di dunia.
"Melanie adalah jenis pemain yang selalu kami tahu akan pergi sangat jauh," kata Sanjay Jayaram, direktur klub tenis junior. "Kami hanya berharap bahwa ia akan memiliki terobosan dalam tahun depan atau dua tahun ke depan, tapi kami terkejut apa yang telah terjadi pada peristiwa besar semacam itu.
"Sebelum pertandingan, Oudin disambut oleh tiga kru televisi dan wartawan foto saat dia turun, sementara sekelompok anak-anak menjerit-jerit memanggilnya untuk minta tanda tangan. Dia mengenakan warna merah muda dan sepatu tenis kuning dihiasi dengan kata "BELIEVE."
Gadis remaja ini baru saja kehilangan figur keluarga, sejak orang tuanya cerai pada Juli 208. Namun hancurnya keluarga tidak meruntuhkan semangatnya untuk berprestasi. Bahkan, Oudin kini bisa menjadi inspirasi generasi baru gadis-gadis muda Amerika untuk memilih olahraga tenis. "Saya selalu memandang ke arahnya," kata Ansley Reynolds, yang masih berusia delapan tahun, yang telah kut bermain di klub selama 18 bulan. "Dia pemain yang luar biasa."
BERBAGAI SUMBER| NUR HARYANTO