TEMPO.CO, Jakarta - Legenda bulu tangkis Indonesia, Rexy Mainaky, resmi bergabung bersama Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM). Ia akan bertugas bersama Direktur Kepelatihan Wong Choong Hann untuk memajukan sektor ganda Negeri Jiran di Akademi Bulu Tangkis Malaysia (ABM) di Bukit Kiara, Kuala Lumpur, mulai 1 Desember 2021.
Dikutip dari Kantor Berita Malaysia Bernama, Selasa, 26 Oktober 2021, Presiden BAM, Tan Sri Mohamad Norza Zakaria, menyambut baik hadirnya laki-laki 53 tahun tersebut. "Rexy adalah pelatih yang baik dan berpengalaman dengan rekam jejak yang luar biasa," kata Tan Sri Mohamad Norza Zakaria.
Ia menambahkan, "Dia akan diberikan Indikator Kinerja Utama khusus untuk merevitalisasi dan lebih memotivasi departemen ganda muda kami. Saya menantikan kontribusi yang akan dia berikan untuk mengoptimalkan kinerja tim bersama dengan Choong Hann dan staf pelatih lainnya."
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky, bergurau usai melatih di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, 22 April 2016. Enam wakil Indonesia di Olimpiade 2016 sudah dipersiapkan meski penghitungan poin terakhir baru akan ditetapkan akhir Mei. TEMPO/Aditia Noviansyah
Rexy telah malang melintang di dunia kepelatihan olahraga tepok bulu. Terakhir, dia menjabat sebagai pelatih kepala Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) sejak 2017 dan kontraknya berakhir pada Oktober 2021. Salah satu kesuksesan terbesarnya adalah membawa tim putri Thailand menjejak final untuk kali pertama di Piala Uber pada 2018.
Ini bukan kali pertama Rexy membantu bulu tangkis Malaysia. Sebelumnya, dia juga pernah menjadi bagian tim pelatih Negeri Jiran pada 2005-2012. Kemudian, Rexy pulang ke Tanah Air dan menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh (PP PBSI) hingga 2016.
Saat masih berkarier sebagai atlet, Rexy yang berpasangan bersama Ricky Subagja sukses merebut gelar Kejuaraan Dunia 1995 dan Olimpiade 1996 Atlanta. Selain meraih tiga medali emas di Piala Dunia, dia juga berkontribusi besar saat Indonesia membawa pulang empat gelar Piala Thomas secara beruntun masing-masing pada 1994, 1996, 1998, dan 2000.
Baca juga : Kelelahan Penyebab Atlet Bulu Tangkis Indonesia Tampil Buruk di Denmark Open
