The Greatest menikmati status sebagai petinju nomor satu selama empat tahun dengan mengandaskan sepuluh penantang, termasuk Joe Frazier dan Ken Norton, yang pernah mengalahkannya. Namun dia takluk oleh Leon Spinks pada Februari 1978. Ali membalas kekalahan itu tujuh bulan kemudian untuk menyandang sabuk juara dunia ketiga kalinya.
Hanya usia yang mampu menghentikan Ali. Pada Oktober 1980, menginjak umur 38 tahun, dia takluk oleh Larry Holmes. Kecepatan yang jauh berkurang membuat dia jadi sasaran empuk jab kiri andalan Holmes. Memasuki ronde ke-11, pelatih Angelo Dundee melempar handuk tanpa menyerah.
The Greatest mencoba comeback setahun kemudian, tapi kalah angka oleh Trevor Berbick. Dia gantung sarung tinju seusai laga yang berlangsung di Nassau, Bahama, itu.
Meski sudah tidak menyandang sabuk juara, Ali tetap menjadi jawara di hati rakyat. Saat sedang menikmati kemenangan, seorang perempuan tua menyapa Holmes. Setelah memastikan lawan bicaranya adalah si juara dunia, perempuan itu bilang, "Aku benci kau." Kebingungan, Holmes menanyakan alasannya. "Karena kau mengalahkan Ali," ujar si perempuan sembari melengos.
Teman-temannya tidak pernah melihat Ali menolak permintaan tanda tangan dan salaman. "Bagiku, dia bukan petinju terbaik," ujar George Foreman lewat akun Twitter. "Tapi jelas dia manusia terbaik yang pernah kutemui."
The People's Champ melanjutkan hidup sebagai duta perdamaian. Situs resminya mencatat Ali membagikan 232 juta paket makanan di berbagai lokasi kelaparan dunia. Meski terhalang penyakit Parkinson, yang merusak sistem saraf sentralnya, Ali rajin menyambangi negara berkembang, termasuk Indonesia. Perserikatan Bangsa-Bangsa mendapuknya sebagai Utusan Khusus Perdamaian sejak 1998 sampai 2008.
Kiprah terbarunya berlangsung April tahun lalu, saat menghimpun pemimpin muslim di Amerika Serikat dan mengirim surat ke pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Ali Khameini, agar membebaskan dua warga Amerika yang mereka tahan sejak 2009. Iran menuding Shane Bauer dan Josh Fattal, yang ditangkap saat mendaki gunung, sebagai mata-mata. Lima bulan kemudian, mereka dibebaskan, menyusul Sarah Shroud yang bebas pada 2010.
Sarah dan Josh bergabung dengan ribuan orang lain di Louisville akhir pekan ini untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan terima kasih kepada Muhammad Ali, sang jawara di hati rakyat.
REZA MAULANA