TEMPO.CO, Jakarta - Juara kelas berat WBC Tyson Fury merasa percaya diri dengan kemampuannya untuk mengalahkan semua nama top di tinju dunia kelas berat. Dia berharap untuk meninggalkan olahraga ini dengan rekor tak terkalahkan yang sempurna.
Fury telah absen sejak Februari 2020. Ketika itu, ia menghentikan Deontay Wilder untuk merebut sabuk WBC pada ronde ketujuh. Dia akan kembali ke ring tinju pada 9 Oktober mendatang untuk pertarungan trilogi melawan The Bronze Bomber di T-Mobile Arena di Las Vegas.
"Saya tidak pernah kalah dalam pertarungan. Saya tidak berpikir saya akan pernah kalah dalam pertarungan. Saya tidak berpikir tidak ada orang di luar sana yang bisa mengalahkan saya," kata Fury kepada Gary Neville dikutip dari Boxing Scene.
Fury berharap bisa menggulingkan Wilder dan maju ke unifikasi divisi kelas berat melawan juara dunia IBF, IBO, WBA, WBO Anthony Joshua. Namun, itu juga terjadi apabila Joshua mengatasi perlawanan penantang wajib Oleksandr Usyk pada 25 September di Stadion Tottenham Hotspur.
Satu hal yang Fury tidak akan lakukan adalah mengabaikan pertarungan melawan Wilder. Dia ingin menghindari skenario yang dialami Joshua pada 2019 ketika dihentikan oleh Andy Ruiz dengan sebuah pukulan di ronde ketujuh ronde. Joshua mendominasi pertandingan ulang enam bulan kemudian dengan kemenangan mutlak.
"Saya akan memberi tahu Anda apa yang selalu mereka lakukan. Joshua sudah menjadi korbannya. Semua orang ingin berbicara dengan saya tentang pertarungan Joshua, tetapi mereka tidak peduli tentang pertarungan yang saya jalani. Tiba-tiba, mereka ingin saya melihat apa yang saya lakukan dan ternyata Wilder mengambil posisi saya," ujar petinju berjuluk The Gipsy King.
Tyson Fury meneruskan, “Saya hanya punya dua-tiga pertarungan tersisa, karena tidak ada lagi tantangan. Mereka semua telah dikalahkan. Saya memiliki Wilder di pertarungan berikutnya. Asalkan saya bisa melewatinya, saya punya AJ sebagai calon lawan.”
Baca juga : Demi Rekor Tinju Dunia, Anthony Joshua Mengaku Butuh Lawan Tyson Fury